
Hadapi Cuaca Ekstrem, Air Bersih Terintegrasi Jadi Solusi

Jakarta, CNBC Indonesia - Perubahan iklim di masa depan diprediksi bisa menjadi semakin ekstrem dan berpengaruh pada kelangsungan hidup. Peningkatan unsur-unsur iklim berupa suhu udara, curah hujan, dan tekanan udara menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius.
Perubahan iklim ini juga dikhawatirkan berdampak pada ketersediaan ketersediaan air. Pasalnya, meningkatnya suhu udara menyebabkan proses penguapan dan terbuangnya air ke laut menjadi lebih cepat, hal ini mempengaruhi kualitas dan kuantitas air tanah yang menjadi semakin cepat berkurang.
Direktur Utama PT Krakatau Tirta Industri (KTI) Alugoro Mulyowahyudi, menyampaikan bahwa air merupakan sumber energi alternatif terbarukan yang ada di Bumi. Hampir 97% air di Bumi adalah air yang mengandung garam (air laut) dan hanya 3% berupa air tawar. Air tawar ini dimanfaatkan di berbagai sektor kehidupan, seperti untuk konsumsi sehari-hari, kebutuhan industri, PLTA, dan sebagainya.
"Adanya perubahan iklim dapat mengakibatkan tingginya penguapan dan menyebabkan tingginya curah hujan. Curah hujan yang terlalu tinggi ini dapat mengakibatkan menurunnya kualitas air baku akibat perubahan kondisi lingkungan di hulu sungai dan sumber air lainnya yang tidak didukung dengan jumlah tumbuhan penyangga yang memadai," kata Alugro dalam siaran resminya, Sabtu (5/2/2022).
Kondisi ini pun menyebabkan air hujan tidak dapat diserap dengan baik sehingga ketersediaan air tanah menjadi tidak terjaga dengan baik. Dengan air yang cepat menuju laut, pemanfaatannya pun tidak bisa optimal, terutama untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari maupun mendukung kegiatan industri di hilir.
"Ini juga menyebabkan sedimentasi atau konsekuensi dari daya rusak air itu sendiri. Hal ini harus kita tangani bersama dengan strategi yang baik," tambahnya.
Ketersediaan air bersih semakin lama juga kian menurun akibat pencemaran lingkungan, kerusakan daerah tangkapan hujan, dan diperburuk dengan perubahan iklim. Salah satu solusi dalam menghadapi perubahan iklim dan menjamin ketersediaan air bersih di tengah masyarakat dan kebutuhan industri yaitu melalui pengembangan layanan air bersih yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.
"KTI telah mengembangkan layanan air bersih terintegrasi untuk masyarakat maupun sektor industri. Bahkan kompetensi kami juga mendukung untuk dapat menjadi penyedia jasa pengelolaan air limbah dan memastikan baku mutu lingkungan terpenuhi sekaligus pemanfaatan kembali hasil olahan air limbah tersebut menjadi air proses produksi maupun peruntukan lainnya," ungkap Alugoro.
Selain itu, KTI sampai saat ini telah melakukan pemanfaatan air permukaan dari beberapa sungai dan waduk yang ada di Provinsi Banten meliputi Sungai Cidanau, Sungai Cipasauran, dan Waduk Nadra Krenceng. Pengolahan air bersih ini dilakukan dengan menggunakan teknologi tinggi disertai dengan perawatan secara berkala untuk menjamin kualitas air bersih yang dihasilkan.
"KTI berkomitmen untuk terus mengembangkan layanan air bersih terintegrasi serta pengolahan air limbah menjadi air bersih untuk menjaga ketersediaan air bersih di tengah masyarakat dan industri. Komitmen ini tentu saja dengan tetap memastikan proses yang kami lakukan ramah lingkungan guna menghadapi tantangan perubahan iklim ke depannya," tutup Alugoro.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kisah Sulit Warga Bali Akses Air Bersih dengan Mudah & Murah