Waspada Erupsi Susulan, Anak Krakatau Meletus 8x Hari Ini!
Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda telah meletus setidaknya delapan kali pada hari ini, Jumat (04/02/2022).
Kepala PVMBG Badan Geologi Kementerian ESDM Andiani mengatakan, warga perlu mewaspadai terjadinya erupsi susulan.
"Sejak jam 11.00 - 14.00 ada 8 letusan," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, saat ditanya ada berapa kali erupsi Anak Krakatau hari ini, Jumat (04/02/2022).
"Iya," ujarnya saat ditanya masih ada kemungkinan erupsi susulan.
Andiani menjelaskan, Gunung Anak Krakatau memasuki fasa erupsi, terindikasi sejak Desember 2021 dan pada Februari fase erupsi teramati secara visual berupa hembusan asap putih menjadi hembusan dan letusan berwarna kelabu hingga hitam dan terakhir jam 17.07 WIB dengan ketinggian kolom abu hingga 1.000 meter (m) di atas puncak kawah.
"Tingkat aktivitas tetap pada level 2 (Waspada). Kami terus melakukan pemantauan selama 24 jam," imbuhnya.
Dia pun menegaskan erupsi ini tak ada hubungannya dengan gempa bumi yang berpusat di Banten pada Jumat sore.
Berdasarkan keterangan resmi BMKG, gempa terjadi di kedalaman 10 km pada pukul 17.10 WIB, koordinat: 7.48 LS-105.92 BT.
Gempa terjadi di 71 km Barat Daya Bayah-Banten. BMKG menegaskan gempa tidak berpotensi tsunami.
"Tidak ada (dampak terhadap gempa)," ujarnya saat ditanya apakah ada hubungan antara erupsi dengan gempa Banten pada Jumat sore.
Oleh karena itu, dia pun mengimbau agar masyarakat tetap waspada dan tidak mendekati dan beraktivitas pada radius kurang dari 2 km dari kawah.
"Masyarakat tetap waspada dan tidak beraktivitas apapun pada radius kurang dari 2 km," imbaunya.
Lantas, apakah erupsi ini bisa berdampak pada gangguan penerbangan pesawat udara?
Dia mengatakan, gangguan pada penerbangan akan tergantung pada sebaran abu vulkanik.
"Adanya gangguan penerbangan tergantung pada sebaran abu vulkanik. Tinggi kolom abu mencapai 800 - 1.000 m, dengan sebaran mengikuti arah angin yang bergerak ke utara, timur laut dan selatan," tuturnya.
(wia)