Harga Minyak Nanjak, Impor BBM RI Meroket 74% di 2021!
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor hasil minyak atau Bahan Bakar Minyak (BBM) RI sepanjang 2021 melonjak 74% menjadi US$ 14,39 miliar atau sekitar Rp 205,7 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$) pada 2021 dari US$ 8,28 miliar di sepanjang 2020.
Lonjakan impor BBM pada 2021 ini tak terlepas dari kenaikan harga minyak mentah dunia. Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), pada 2021 harga minyak mentah Indonesia (ICP) saja rata-rata menembus US$ 68,47 per barel, jauh di atas asumsi dalam APBN 2021 sebesar US$ 45 per barel, bahkan di atas realisasi ICP pada 2020 yang tercatat sebesar US$ 40,39 per barel.
Dari sisi harga minyak mentah, artinya ada kenaikan harga minyak sebesar 69,5% pada 2021 dibandingkan 2020.
Sementara dari sisi volume, volume impor BBM RI selama 2021 "hanya" naik 5,5% menjadi 21,93 juta ton dari 29,79 juta ton sepanjang Januari-Desember 2020.
Berdasarkan data BPS, volume impor BBM terbesar masih berasal dari produk bensin, seperti bensin dengan nilai oktan (RON) di atas atau sama dengan 90 berupa Pertalite, Pertamax dan sejenisnya, dan juga bensin di bawah RON 90 berupa Premium (RON 88).
Impor bensin sepanjang 2021 ini tercatat mencapai 13,97 juta ton, naik 14% dibandingkan 2020 yang tercatat sebesar 12,23 juta ton. Dari sisi nilai, impor bensin pada 2021 ini melonjak 96% menjadi US$ 9,33 miliar dari US$ 4,75 miliar pada 2020.
Adapun impor Pertamax atau bensin dengan RON di atas dan sama dengan 90 sepanjang Januari-Desember 2021 tercatat mencapai 8,17 juta ton, naik 69,5% dari 4,82 juta ton pada 2020. Dari sisi nilai, impor bensin RON 90 ke atas ini mencapai US$ 5,58 miliar, melonjak 203% dari US$ 1,84 miliar pada 2020.
Sementara untuk impor bensin di bawah RON 90 seperti Premium pada 2021 tercatat mencapai 5,66 juta ton, turun 21,3% dari 7,19 juta ton pada 2020. Meski dari sisi volume mengalami penurunan, namun dari sisi nilai, mengalami kenaikan 29% menjadi US$ 3,67 miliar pada 2021 dari US$ 2,84 miliar pada 2020.
Adapun impor bahan bakar pesawat berupa avtur dan avgas pada 2021 tercatat mencapai 27.957 ton, anjlok signifikan dari 123.383 ton pada 2020. Dari sisi nilai, impor bahan bakar pesawat ini turun menjadi US$ 17,63 juta pada 2021 dari US$ 28,62 juta pada 2020.
Volume impor aviation gasoline (avgas) pada 2021 tercatat sebesar 1.135 ton, naik dari 950 ton pada 2020. Sedangkan volume impor aviation turbine (avtur) pada 2021 tercatat 26.821 ton, turun signifikan dibandingkan 2020 yang sebesar 122.433 ton.
Sementara impor bahan bakar diesel berupa High Speed Diesel (HSD), diesel lain, dan minyak bakar pada 2021 tercatat sebesar 3,76 juta ton, turun 11% dari 4,21 juta ton pada 2020. Dari sisi nilai, impor diesel pada 2021 ini mengalami kenaikan 36% menjadi US$ 2,12 miliar dari US$ 1,56 miliar pada 2020.
(wia)