
Simak! Ini Penjelasan Ilmuwan Soal Varian Baru Omicron BA.2

Jakarta, CNBC Indonesia - Kemunculan sub varian baru Covid-19 Omicron, BA.2, membawa kekhawatiran baru. Pasalnya, sub varian ini telah mendominasi angka infeksi di beberapa negara Eropa dan Asia.
Ilmuwan dunia pun mulai menganalisa virus tersebut untuk mencari tahu karakter BA.2 agar dapat menemukan formulasi terbaik dalam menangkal potensi perkembangannya
Berikut pendapat para ilmuwan mengenai karakter virus BA.2:
1. Subvarian 'siluman'
BA.2 dikenal sebagai subvarian siluman bila dibandingkan dengan Omicron biasa atau BA.1. Pasalnya, BA.2 lebih sulit dilacak dalam tes Covid-19. Yang membuat varian ini lebih sulit untuk dilacak adalah karena BA.2 tidak memiliki gen target seperti yang dimiliki BA.1.
Untuk menyiasati hal itu, para ilmuwan memantaunya dengan cara yang sama seperti varian sebelumnya dengan melacak jumlah genom virus yang dikirimkan ke database publik seperti GISAID.
"Seperti varian lainnya, infeksi BA.2 dapat dideteksi oleh alat tes virus corona di rumah, meskipun mereka tidak dapat menunjukkan secara pasti," kata para ahli dikutip Reuters, Selasa (1/2/2022).
2. Potensi penularan
Beberapa laporan awal menunjukkan bahwa BA.2 mungkin lebih menular daripada BA.1 yang sudah sangat menular. Pejabat kesehatan Denmark memperkirakan bahwa BA.2 mungkin 1,5 kali lebih mudah menular daripada BA.1.
Di Inggris, analisis awal pelacakan kontak dari 27 Desember 2021 hingga 11 Januari 2022 oleh Badan Keamanan Kesehatan Inggris (HSA) menunjukkan bahwa transmisi rumah tangga lebih tinggi di antara kontak orang yang terinfeksi BA.2 (13,4%) lebih tinggi dibandingkan dengan kasus Omicron lainnya (10,3%).
Meski lebih menular, ahli penyakit di Fakultas Kedokteran Universitas Northwestern Feinberg di Chicago, Dr. Egon Ozer, mengatakan bahwa BA.2 ini tidaklah menghasilkan gejala yang lebih parah dari BA.1. Bahkan, gejala yang dialami pasien infeksi akan menjadi sangat ringan setelah mendapatkan proteksi vaksin.
"Kabar baiknya adalah bahwa vaksin dan booster masih menjauhkan orang dari rumah sakit dan mencegah orang meninggal," pungkasnya.
(tps/tps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Alhamdulillah WHO Beri Kabar Baik Covid, Kasus Global Turun