Ngeri! Kim Jong Un Tembak Misil Hingga Luar Angkasa

Jakarta, CNBC Indonesia - Korea Utara (Korut) pada Senin (31/1/2022) mengkonfirmasi pengujian rudal balistik jarak menengah (IRBM) Hwasong-12. Bahkan, rudal itu ditembakan jauh hingga ke luar angkasa.

Dalam sebuah keterangan kantor berita negara KCNA, peluncuran Hwasong-12 hingga ke luar angkasa ini dilakukan untuk menjawab ketakutan dari negara-negara tetangga Korut mengenai program misil negara pimpinan Kim Jong Un itu. Rudal itu sendiri diluncurkan pada hari Minggu lalu dan udal itu sendiri sudah kembali jatuh di sekitaran Laut Jepang.

"Uji coba penembakan inspeksi dilakukan untuk tujuan memeriksa secara selektif rudal balistik jarak menengah jarak menengah Hwasong-12 dan memverifikasi keakuratan keseluruhan sistem senjata ini," ujar KCNA dikutip Reuters.

Rudal ini sendiri di klaim sebagai rudal terkuat yang pernah disusun oleh Korut sejak 2017 lalu. Di Jepang, rudal ini disebut-sebut mampu memicu bunyi peringatan sirine yang membangunkan warga.

Peluncuran ini juga merupakan peluncuran ketujuh yang dilakukan Korut dalam periode Januari 2022 ini. Mantan komandan angkatan laut Korea Selatan (Korsel), Profesor Kim Dong Yup, mengatakan bahwa Negara Komunis itu ingin membuktikan kehandalan dalam menghalau sistem pertahanan rudal yang mahal dan kompleks yang telah dikerahkan Amerika Serikat (AS) dan Jepang.

"Tampaknya cukup jelas bahwa tujuan mereka adalah untuk mengembangkan senjata yang dapat menghindari dan memperumit pertahanan rudal yang sangat dapat bermanuver dan lebih sulit untuk didahului oleh Amerika Serikat, apalagi untuk dideteksi," kata Kim di Center for a New American.

Sebelumnya, negara yang dipimpin Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un itu memang telah mengumumkan komitmen memodernisasi militer sejak Desember 2021. Ini diikuti dengan serangkaian tes senjata, yang bahkan disaksikannya sendiri.

Atas aksi Korut ini, sejumlah negara seperti AS sudah mulai mengutuk tindakan tersebut dengan menyebut langkah Korut ini "menganggu stabilitas kawasan." Washington bahkan telah memberlakukan sanksi ke negeri itu awal bulan ini. Namun sayangnya, Pyongyang menganggap hal itu "provokasi".