Orang Eropa Pede Pandemi Covid Sudah Mau di Ujung

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Kesehatan Jerman, Karl Lauterbach, mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat untuk mulai berpikir tentang pandemi COVID-19 dengan cara yang berbeda.
"Ketika kita memiliki [gelombang] di belakang kita. Kita dapat mulai membuka lagi, langkah demi langkah," katanya dikutip dari aljazeera, Sabtu (29/1/2022).
Selain Karl, Perdana Menteri Spanyol, Pedro Sanchez, juga telah berbicara tentang rencananya untuk mulai memperlakukan virus corona lebih seperti flu.
"Spanyol harus belajar untuk menghadapinya, seperti yang kita lakukan dengan banyak virus lain", katanya.
Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran juga mengatakan ini bisa menjadi gelombang terakhir pandemi. Argumennya adalah bahwa meskipun infeksi yang disebabkan oleh varian virus Omicron yang lebih menular meningkat dengan cepat, kasus serius dan rawat inap di rumah sakit tidak meningkat pada tingkat yang sama.
Saat ini, krisis COVID-19 masih dikategorikan sebagai pandemi di Eropa. Terlepas dari semua optimisme tentang potensi berakhirnya krisis kesehatan selama dua tahun terakhir, dampak positif apa pun pada bisnis dinilai beberapa pengusaha di Eropa masih akan memakan waktu.
Contohnya seperti Emily Pelich, pemilik toko peralatan rumah tangga di Berlin. Sia setuju dengan perubahan sikap perdana menterinya tentang pandemi, tetapi belum melihat hal itu akan mempengaruhi peningkatan dalam bisnis.
"Kami belum melihat adanya perbedaan untuk pemesanan tahun ini. [Tahun] 2020 sangat mengerikan. Tidak ada pesawat yang masuk, tidak ada turis. Tahun lalu lebih baik. Tapi seperti apa tahun ini, masih terlalu dini untuk mengatakannya," tuturnya.
Menurut para ahli di Boston Consulting Group, pandemi memang akan memiliki fase transisi, namun hal tersebut akan memakan waktu antara enam dan sembilan bulan ke depan.
[Gambas:Video CNBC]
Pandemi Kelar, Skill Pekerjaan-Pekerjaan Ini Jadi Primadona
(hoi/hoi)