Jokowi: PLTU 5,5 GW Akan Disetop, Kiamat Batu Bara Mendekat!

News - Eqqi Syahputra, CNBC Indonesia
28 January 2022 17:35
Presiden Joko Widodo (Jokowi) Saat B20 Indonesia Inception Meeting 2022. (Tangkapan Layar Youtube B20 Indonesia 2022) Foto: Presiden Joko Widodo (Jokowi) Saat B20 Indonesia Inception Meeting 2022. (Tangkapan Layar Youtube B20 Indonesia 2022)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia bakal segera memensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara sebesar 5,5 Giga Watt (GW) sebelum 2030 mendatang.

Rencana ini menurutnya sebagai bagian upaya RI untuk mengurangi emisi karbon dioksida.

"5,5 Giga Watt PLTU siap untuk program early retirement (pensiun dini), ini dekarbonisasi," tuturnya dalam B20 Indonesia Inception Meeting 2022 secara virtual, Kamis malam (27/01/2022).

Jokowi mengatakan, rencana pemensiunan PLTU lebih cepat ini guna menjamin kepastian investasi di sektor energi baru terbarukan (EBT). Terlebih, lanjutnya, Indonesia memiliki 418 GW potensi energi baru terbarukan, dari air, panas bumi, angin, hingga matahari.

"Kebijakan kami tentang mekanisme transisi energi dari fosil ke energi baru terbarukan juga akan menjamin kepastian investasi di Jawa dan Sumatera, kita mendorong early retirement ke energi baru terbarukan seperti geothermal dan solar panel," tuturnya.

Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo mengungkapkan rencana perseroan untuk mencapai netral karbon, salah satunya melalui pemensiunan PLTU batu bara.

Pada 2025 diharapkan akan mulai dilakukan penggantian PLTU menjadi EBT dengan kapasitas 1,1 Giga Watt (GW). Lalu lima tahun berikutnya PLN menargetkan akan bisa memensiunkan sub kritikal PLTU tahap pertama dengan kapasitas 1 GW.

Proses pensiun untuk PLTU terus berlanjut hingga pada 2035 diharapkan sebanyak 9 GW PLTU juga akan mulai bisa dilakukan.

Lalu pada 2040 PLN menargetkan mulai bisa menerapkan teknologi ultra super critical (USC) dengan Carbon Capture, Utilization and Storage (CCUS) sebagai upaya untuk mengurangi emisi dari pembangkit tenaga uap yang masih beroperasi. Di tahap pertama ini sebanyak 10 GW diharapkan bisa menggunakan teknologi ini.

Untuk tahap kedua mulai dilakukan pada 2044 dengan target 24 GW akan menggunakan teknologi ini hingga 2056 dilakukan untuk seluruh pembangkit. Dengan demikian, maka pada 2060 ini nanti PLN akan dapat mencapai karbon netral.

"Dari tadinya 200-an juta metrik ton menjadi 900 sekian metrik ton, maka emisi dari sektor kelistrikan di 2060 mendekati nol," ungkapnya saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Rabu (26/1/2022).


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Batu Bara Buat Listrik Diramal Melonjak 150 Juta Ton di 2030


(wia)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading