Covid Minggir! WHO Diguncang Skandal, Libatkan Tetangga RI
Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) membuat heboh. Kali ini bukan terkait laporan Covid-19 ataupun Omicron, melainkan skandal.
Lembaga PBB itu dituding telah membiarkan rasisme terjadi. Laporan bahkan telah dikirimkan ke kantor pusat WHO di Jenewa.
Isu ini bermula dari laporan Associated Press (AP). Seorang narasumber mengaku telah terjadi atmosfer pekerjaan yang buruk di WHO Filipina.
Ini melibatkan dewan eksekutif WHO di sana, dokter asal Jepang Takeshi Kasai. "Pemimpin otoriter yang kasar dan rasis," bunyi email itu, dikutip Jumat (28/1/2022).
Dalam laporan AFP, Kansai juga disebut telah salah mengelola pandemi. Ia melakukan pemborosan pengeluaran donor, menyalahgunakan kekuasaannya untuk mengamankan pemilihannya kembali, dan nepotisme dalam memilih staf.
"Mereka meminta intervensi mendesak negara-negara anggota dewan untuk mengatasi kekhawatiran ini," laporan media Prancis itu.
WHO sendiri mengaku akan membuat penyelidikan. WHO menegaskan telah mengetahui tuduhan itu dan sedang mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjutinya.
Kansai ditunjuk sebagai orang nomor satu WHO di kantor Filipina sejak 2019. Dia sebelumnya adalah orang nomor dua di kawasan ini dan telah bekerja untuk WHO selama lebih dari 15 tahun.
Kansai membantah tuduhan tersebut. Namun, ia mengaku memang keras terhadap staf.
"Saya menanggapi kekhawatiran yang muncul tentang gaya manajemen dan budaya kerja saya di Wilayah Pasifik Barat WHO dengan sangat serius," katanya.
"Saya banyak bertanya pada diri sendiri, dan staf kami. Ini terutama terjadi selama respons Covid-19. Tapi itu tidak boleh membuat orang merasa tidak dihargai," tambahnya membela diri.
"Saya berkomitmen untuk membuat perubahan yang akan memastikan lingkungan kerja yang positif bagi semua tenaga kerja WHO di wilayah kami."
Dalam laporan itu juga disebut bahwa ia secara teratur memberikan data rahasia kepada Jepang tentang kebutuhan vaksinasi Covid-19 di negara-negara anggota regional lainnya. Sehingga Tokyo dapat mengambil manfaat dalam sumbangan diplomatik dosis.
(sef/sef)