Ekspor Bijih Nikel Disetop, RI Bisa Raup Rp 429 T di 2022!
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan ekspor besi baja RI pada 2022 ini bisa melonjak menjadi US$ 28 miliar hingga US$ 30 miliar atau sekitar Rp 429 triliun (asumsi kurs Rp 14.300 per US$) dari US$ 20,9 miliar atau sekitar Rp 299 triliun pada 2021.
Presiden mengatakan, semakin meningkatnya ekspor besi baja ini tak lain dikarenakan RI sudah menghentikan ekspor bijih nikel sejak 2020 lalu dan pengolahan dan pemurnian bahan mentah di dalam negeri pun terus meningkat. Akibatnya, nilai tambah bagi Indonesia pun semakin meningkat.
"Nilai ekspor Indonesia US$ 230 miliar di mana besi baja berperan sangat besar peningkatannya. Ekspor besi baja di tahun 2021 mencapai US$ 20,9 miliar, meningkat dari sebelumnya hanya US$ 1,1 miliar di tahun 2014. Tahun 2022 ini saya kira bisa mencapai US$ 28 miliar hingga 30 miliar," paparnya dalam B20 Indonesia Inception Meeting 2022, Kamis (27/01/2022).
Jokowi menegaskan, meningkatnya ekspor besi baja ini tak terlepas dari meningkatnya hilirisasi nikel di Tanah Air sejak 2015 lalu. Kondisi ini menurutnya juga berperan dalam meningkatkan lapangan kerja dan memperbaiki neraca dagang RI.
Tak hanya itu, lanjutnya, hilirisasi nikel ini juga berperan dalam upaya RI mendorong transisi menuju ekonomi hijau. Pasalnya, logam nikel bisa diolah menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik maupun pembangkit listrik berbasis energi baru terbarukan seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).
"Indonesia memiliki kekayaan sumber daya mineral logam yang dibutuhkan untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan. Kami kaya akan nikel dan tembaga. Kami memastikan akan mensuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia. Namun bukan dalam bentuk bahan mentah, tetapi dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi," tuturnya.
Karena keberhasilan di hilirisasi nikel ini, maka dirinya mendorong hal sama terjadi pada komoditas lainnya seperti tembaga dan timah.
"Setelah nikel, kita akan mendorong investasi di sektor produksi tembaga dan timah," ujarnya.
(wia)