
Saat Omicron Merajalela, Pengusaha Sudah Makin Berdarah-Darah

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib pusat perbelanjaan atau mal hingga ritel kian terancam setelah kasus Omicron di DKI Jakarta kembali merebak. Banyak toko maupun tenant di mal yang harus tutup akibat menanggung kerugian besar. Mereka tidak mampu menutup beban operasional dengan pendapatan yang ada selama pandemi.
Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi seperti Blok M sampai Mal Ambassador, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah.
"Harus ada upaya kreatif dari mal-mal lama. Contohnya mungkin inovasi produk-produk berteknologi ada di mal tersebut, shopping cara berbeda dengan kondisi sekarang," sebutnya.
Untuk menciptakan kondisi tersebut maka mal dan tenant harus bekerjasama dalam menampilkan produk-produk anyar. Keduanya bisa berkolaborasi agar tenant bisa kembali hidup.
Selama dua tahun ini tenant memang tengah megap-megap dalam membayar biaya sewa. Budihardjo menyebut kerap mengajukan penurunan biaya sewa kepada pusat perbelanjaan.
"Penurunan biaya sewa kami sudah sampaikan bahwa mungkin selama 2 tabun ini terlalu tinggi, ada yang juga memang perlu diturunkan. Ini kita nego kembali dengan pemilik mal selaku tenant dengan pengertian bahwa terjadi penurunan penjualan sehingga tidak akan bisa survive jika tidak diimbangi revisi harga sewa," sebutnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kebobolan Omicron, Nasib Mal & Ritel Cs Bagaimana?