Saat Omicron Merajalela, Pengusaha Sudah Makin Berdarah-Darah

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
25 January 2022 19:42
Suasana pengunjung mall di Mall Metropolitan, Bekasi Barat, Jawa Barat, Rabu 11/3/2020.  Pengelola pusat perbelanjaan lebih serius melakukan antisipasi penyebaran virus corona menyusul adanya Pasien positif Corona (COVID-19) kasus nomor 25 meninggal dunia. Pasien tersebut merupakan warga negara asing (WNA) berusia 53 tahun. Dikutip dari Berita CNBC Indonesia Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Perbelanjaan Indonesia (APPBI) Stefanus Ridwan mengatakan sebelum adanya pengumuman kasus positif, pengelola mal hanya menyediakan hand sanitizers bagi pengunjung untuk cuci tangan. Setelah, ini akan ada antisipasi pencegahan khususnya pada bagian-bagian yang berpotensi terjadi penularan. Pantauan CNBC Indonesia Mall di kawasan Bekasi ini terlihat beberapa orang yang lalu lalang berdatangan. Salah satu pegawai mall mengatakan kondisi di mall ini belum bisa dibilang terlihat sepi karena Corona,
Foto: Suasana Mall Metropolitan, Bekasi Barat, Jawa Barat, Rabu (11/3/2020). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nasib pusat perbelanjaan atau mal hingga ritel kian terancam setelah kasus Omicron di DKI Jakarta kembali merebak. Banyak toko maupun tenant di mal yang harus tutup akibat menanggung kerugian besar. Mereka tidak mampu menutup beban operasional dengan pendapatan yang ada selama pandemi.

Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi seperti Blok M sampai Mal Ambassador, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah.

"Harus ada upaya kreatif dari mal-mal lama. Contohnya mungkin inovasi produk-produk berteknologi ada di mal tersebut, shopping cara berbeda dengan kondisi sekarang," sebutnya.

Untuk menciptakan kondisi tersebut maka mal dan tenant harus bekerjasama dalam menampilkan produk-produk anyar. Keduanya bisa berkolaborasi agar tenant bisa kembali hidup.

Selama dua tahun ini tenant memang tengah megap-megap dalam membayar biaya sewa. Budihardjo menyebut kerap mengajukan penurunan biaya sewa kepada pusat perbelanjaan.

"Penurunan biaya sewa kami sudah sampaikan bahwa mungkin selama 2 tabun ini terlalu tinggi, ada yang juga memang perlu diturunkan. Ini kita nego kembali dengan pemilik mal selaku tenant dengan pengertian bahwa terjadi penurunan penjualan sehingga tidak akan bisa survive jika tidak diimbangi revisi harga sewa," sebutnya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article RI Kebobolan Omicron, Nasib Mal & Ritel Cs Bagaimana?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular