Jangan PPKM Ketat! Ini Caranya Bikin Covid-19 Endgame

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
25 January 2022 13:44
Suasana Aktivitas Warga Jakarta.
Foto: Suasana Aktivitas Warga Jakarta. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) di Indonesia masih jauh dari kata usai. Bahkan ada tendensi kembali mengganas.

Kementerian Kesehatan melaporkan kasus positif harian Covid-19 pada 23 Januari 2022, adalah 2.925 orang. Turun dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 3.205 orang, tertinggi sejak 21 September 2021.

Namun dalam sepekan terakhir, total kasus positif harian adalah 14.729 orang, rata-rata 2.104,14 orang per hari. Melonjak dibandingkan minggu sebelumnya di mana total kasus positif harian adalah 5.4.54 orang (rerata 779,14 orang per hari).

Akibatnya, jumlah kasus aktif terus meningkat. Per 23 Januari 2022, total kasus aktif corona di Tanah Air adalah 18.891 orang, tertinggi sejak 16 Oktober 2021.

Kasus aktif adalah pasien yang masih menjalani perawatan, baik secara mandiri maupun di fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, kasus aktif menggambarkan kondisi pandemi yang sesungguhnya di lapangan.

coronaSumber: Kemenkes, Worldometer

Perlahan, tingkat hunian rumah sakit akibat Covid-19 meningkat. Per 20 Januari 2022, tingkat kerisian ranjang rumah sakit (Bed Occupancy Rate/BOR) nasional ada di 7%, tertinggi sejak 4 Oktober 2021.

Di Jakarta, BOR jauh lebih tinggi. Pada 20 Januari 2022, BOR di provinsi pimpinan Gubernur Anies Rasyid Baswedan ini ada di 28%.

Lonjakan kasus positif corona di Indonesia, dan negara-negara lain, adalah gara-gara kehadiran varian omicron. Kali pertama terdeteksi di Afrika Selatan, varian ini sudah menyebar ke lebih dari 100 negara.

Varian omicron lebih mudah menular ketimbang varian-varian sebelumnya. Akibatnya, terjadi peningkatan kasus positif harian di berbagai negara, tidak terkecuali Indonesia.

Kementerian Kesehatan mencatat, total pasien pengidap varian omicron di Indonesia berjumlah 1.369 orang per 22 Januari 2022. Dari jumlah itu, sebanyak 840 orang (61,36%) adalah Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Arab Saudi menjadi negara tujuan terbanyak PPLN yaitu 147 orang, Disusul oleh Turki (127) dan Amerika Serikat/AS (101).

coronaSumber: Kementerian Kesehatan

Namun, tidak semua yang datang adalah kabar menakutkan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan berita yang melegakan.

"Setelah gelombang Omicron mereda, akan ada beberapa minggu dan bulan kekebalan global. Baik berkat vaksin atau karena orang memiliki kekebalan karena telah terinfeksi sebelumnya," kata Hans Kluge, Direktur WHO untuk Eropa, dalam sebuah wawancara dengan AFP, Minggu (23/1/2022).

Vaksinasi memang memegang peranan penting dalam upaya mengakhiri pandemi. Vaksin akan membangun kekebalan tubuh untuk melawa virus corona. Pada akhirnya, Covid-19 akan menjadi penyakit yang bersifat endemi, bukan lagi pandemi.

Vaksin terbukti mampu meningkatkan kekebalan tubuh dan menekan risiko gejala berat bahkan kehilangan nyawa. Di Swiss, misalnya, tingkat kematian mingguan per 100.000 orang di antara populasi yang belum divaksin adalah 13,06. Sementara bagi yang sudah mendapatkan vaksin dua dosis angkanya hanya 1,44. Bagi yang sudah menerima vaksin dosis ketiga (booster), angkanya lebih rendah lagi yakni 0,27.

coronaSumber: Our World in Data

Di Indonesia, hal itu juga sepertinya terlihat. Sebanyak 71,7% pasien positif omicron sudah divaksin lengkap (dua dosis). Namun angka kematian akibat Covid-19 secara nasional malah menurun.

Kementerian Kesehatan mencatat pada periode 15-22 Januari 2022 rata-rata lima orang meninggal dunia setiap harinya akibat Covid-19. Lebih sedikit ketimbang pekan sebelumnya yaitu enam orang per hari.

coronaSumber: Kementerian Kesehatan

Oleh karena itu, berbagai negara berencana mengendurkan pembatasan sosial (social distancing). Prancis, misalnya, akan mulai melakukan pelonggaran bulan depan.

Jean Castex, Perdana Menteri Prancis, mengungkapkan pemerintah akan mengizinkan klub malam kembali beroperasi. Mulai 2 Februari 2022, batasan penonton pertandingan olahraga akan dicabut dan masker tidak lagi wajib dikenakan di luar ruangan.

Pada 16 Februari 2022, penonton bioskop juga sudah boleh membawa makanan-minuman kala menonton film. Setelah libur musim dingin selesai, pelajar bisa kembali ke sekolah dengan protokol kesehatan yang lebih longgar.

Namun, kebebasan itu bukan tanpa syarat. Lagi-lagi vaksin menjadi penentu. Mereka yang sudah divaksin, dan bisa menujukkan buktinya, bisa lebih leluasa beraktivitas di luar rumah.

Belanda pun melakukan langkah serupa. Mulai pekan lalu, pemerintah Negeri Tulip bahkan sudah mengendurkan social distancing.

Toko non-esensial, salon, dan pusat kebugaran sudah boleh dibuka lagi. Pelajar dan mahasiawa juga sudah boleh memulai Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Social distancing, karantina wilayah (lockdown), Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) ketat, dan semacamnya memang bertujuan mulia yakni menyelamatkan nyawa dan menekan risiko penyebaran virus corona. Namun harga yang harus dibayar sangat mahal. Harga dalam arti yang sesungguhnya, uang betulan.

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan anggaran penanganan pandemi di seluruh negara mencapai US$ 12,5 triliun hingga 2024. Dengan asumsi US$ 1 setara dengan Rp 14.327 seperti kurs acuan Bank Indonesia (BI) 24 Januari 2022, maka nilainya adalah Rp 179.087,5 triliun. Wow...

Selain penanganan pandemi, anggaran sebesar itu juga dipakai untuk mengatasi dampak sosial-ekonomi akibat pandemi. Subsidi, tunjangan, insentif pajak, bantuan, dan sebagainya juga diberikan negara kepada rakyat yang terdampak pandemi. Pos-pos ini tentu butuh pendaan yang tidak sedikit.

Makin ekonomi 'dikunci', maka biaya itu akan makin bengkak. Sebab dunia usaha dan masyarakat tidak diberi kesempatan untuk tumbuh, untuk berekspansi. Sehingga mengandalkan bantuan pemerintah untuk bertahan hidup.

Oleh karena itu, mungkin langkah yang lebih bijak adalah mempercepat dan memperluas vaksinasi tanpa perlu menutup aktivitas dan mobilitas masyarakat secara berlebihan. Dengan demikian, hasil yang akan didapat adalah kekebalan tubuh plus ketahanan ekonomi.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Vaksin Covid-19 Harga Mati, Tidak Vaksin Bisa Mati!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular