FOTO

Satu Lagi Mal Legendaris di DKI Sepi Abis, Mal Ambassador!

CNBC Indonesia/Muhammad Sabki, CNBC Indonesia
Selasa, 25/01/2022 15:35 WIB

Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di Mall Ambassador Jakarta Selatan ini terlihat sepi berdasarkan pantauan Selasa siang (25/1).

1/8 Petugas kebersihan mengepel lantai di kawasan mall Ambassador, Jakarta, Selasa, 25/1/2022. Pandemi Covid-19 telah membuat industri ritel, terutama pusat perbelanjaan sulit untuk bangkit. Mutasi baru varian Covid-19 yang terus menerus muncul membuat orang kini lebih memilih untuk tidak bepergian. Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di kawasan Mall Ambassador Jakarta Selatan Di mana pusat perbelanjaan tersebut kebanyakan berisi pedagang elektronik, seperti handphone, laptop, kamera, serta aksesoris lain. Kini harus menghadapi kenyataan sepi pengunjung. Banyak kini kios-kios di sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dijual atau disewakan.
Saat CNBC Indonesia menyambangi Mal Ambassador yang kebanyakan berisi pedagang elektronik, ada beberapa toko yang tutup di lantai 3. Terlihat pada gerai toko itu terpampang selembaran info bahwa toko tersebut hendak dijual ataupun disewakan. Meskipun pembeli terlihat cukup ramai di lantai dasar. Salah satu pedagang, Bjeh mengatakan bahwa tutupnya beberapa toko ini, karena jarangnya pembeli. Oleh karenanya pedagang harus rela meninggalkan tokonya tersebut. Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, memang banyak gerai yang dijual hingga dikontrakkan ke penyewa yang berminat. Namun, itu bukan perkara mudah karena banyak pelaku usaha yang menahan dana untuk tidak berinvestasi di pusat perbelanjaan. Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Pekerja mengepel lantai di area Mall Ambassador, Jakarta, Selasa (25/1/2022). Pandemi Covid-19 telah membuat industri ritel, terutama pusat perbelanjaan lesu. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

2/8 Petugas kebersihan mengepel lantai di kawasan mall Ambassador, Jakarta, Selasa, 25/1/2022. Pandemi Covid-19 telah membuat industri ritel, terutama pusat perbelanjaan sulit untuk bangkit. Mutasi baru varian Covid-19 yang terus menerus muncul membuat orang kini lebih memilih untuk tidak bepergian. Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di kawasan Mall Ambassador Jakarta Selatan Di mana pusat perbelanjaan tersebut kebanyakan berisi pedagang elektronik, seperti handphone, laptop, kamera, serta aksesoris lain. Kini harus menghadapi kenyataan sepi pengunjung. Banyak kini kios-kios di sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dijual atau disewakan.
Saat CNBC Indonesia menyambangi Mal Ambassador yang kebanyakan berisi pedagang elektronik, ada beberapa toko yang tutup di lantai 3. Terlihat pada gerai toko itu terpampang selembaran info bahwa toko tersebut hendak dijual ataupun disewakan. Meskipun pembeli terlihat cukup ramai di lantai dasar. Salah satu pedagang, Bjeh mengatakan bahwa tutupnya beberapa toko ini, karena jarangnya pembeli. Oleh karenanya pedagang harus rela meninggalkan tokonya tersebut. Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, memang banyak gerai yang dijual hingga dikontrakkan ke penyewa yang berminat. Namun, itu bukan perkara mudah karena banyak pelaku usaha yang menahan dana untuk tidak berinvestasi di pusat perbelanjaan. Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Mutasi baru varian Covid-19 yang terus menerus muncul membuat orang kini lebih memilih untuk tidak bepergian. Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di Mall Ambassador Jakarta Selatan ini terlihat sepi, dari pantauan Selasa (25/1/2022).  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

3/8 Petugas kebersihan mengepel lantai di kawasan mall Ambassador, Jakarta, Selasa, 25/1/2022. Pandemi Covid-19 telah membuat industri ritel, terutama pusat perbelanjaan sulit untuk bangkit. Mutasi baru varian Covid-19 yang terus menerus muncul membuat orang kini lebih memilih untuk tidak bepergian. Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di kawasan Mall Ambassador Jakarta Selatan Di mana pusat perbelanjaan tersebut kebanyakan berisi pedagang elektronik, seperti handphone, laptop, kamera, serta aksesoris lain. Kini harus menghadapi kenyataan sepi pengunjung. Banyak kini kios-kios di sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dijual atau disewakan.
Saat CNBC Indonesia menyambangi Mal Ambassador yang kebanyakan berisi pedagang elektronik, ada beberapa toko yang tutup di lantai 3. Terlihat pada gerai toko itu terpampang selembaran info bahwa toko tersebut hendak dijual ataupun disewakan. Meskipun pembeli terlihat cukup ramai di lantai dasar. Salah satu pedagang, Bjeh mengatakan bahwa tutupnya beberapa toko ini, karena jarangnya pembeli. Oleh karenanya pedagang harus rela meninggalkan tokonya tersebut. Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, memang banyak gerai yang dijual hingga dikontrakkan ke penyewa yang berminat. Namun, itu bukan perkara mudah karena banyak pelaku usaha yang menahan dana untuk tidak berinvestasi di pusat perbelanjaan. Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Mall Ambassador banyak dikenal oleh pengunjung untuk berburu barang elektronik, seperti handphone, laptop, kamera hingga kebutuhan fashion lainnya, kini harus menghadapi kenyataan sepinya pengunjung. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

4/8 Petugas kebersihan mengepel lantai di kawasan mall Ambassador, Jakarta, Selasa, 25/1/2022. Pandemi Covid-19 telah membuat industri ritel, terutama pusat perbelanjaan sulit untuk bangkit. Mutasi baru varian Covid-19 yang terus menerus muncul membuat orang kini lebih memilih untuk tidak bepergian. Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di kawasan Mall Ambassador Jakarta Selatan Di mana pusat perbelanjaan tersebut kebanyakan berisi pedagang elektronik, seperti handphone, laptop, kamera, serta aksesoris lain. Kini harus menghadapi kenyataan sepi pengunjung. Banyak kini kios-kios di sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dijual atau disewakan.
Saat CNBC Indonesia menyambangi Mal Ambassador yang kebanyakan berisi pedagang elektronik, ada beberapa toko yang tutup di lantai 3. Terlihat pada gerai toko itu terpampang selembaran info bahwa toko tersebut hendak dijual ataupun disewakan. Meskipun pembeli terlihat cukup ramai di lantai dasar. Salah satu pedagang, Bjeh mengatakan bahwa tutupnya beberapa toko ini, karena jarangnya pembeli. Oleh karenanya pedagang harus rela meninggalkan tokonya tersebut. Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, memang banyak gerai yang dijual hingga dikontrakkan ke penyewa yang berminat. Namun, itu bukan perkara mudah karena banyak pelaku usaha yang menahan dana untuk tidak berinvestasi di pusat perbelanjaan. Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Banyak kini kios-kios di sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dijual atau disewakan. Saat CNBC Indonesia menyambangi Mal Ambassador yang kebanyakan berisi pedagang elektronik, ada beberapa toko yang tutup di lantai 3. Terlihat pada gerai toko itu terpampang selembaran info bahwa toko tersebut hendak dijual ataupun disewakan.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

5/8 Petugas kebersihan mengepel lantai di kawasan mall Ambassador, Jakarta, Selasa, 25/1/2022. Pandemi Covid-19 telah membuat industri ritel, terutama pusat perbelanjaan sulit untuk bangkit. Mutasi baru varian Covid-19 yang terus menerus muncul membuat orang kini lebih memilih untuk tidak bepergian. Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di kawasan Mall Ambassador Jakarta Selatan Di mana pusat perbelanjaan tersebut kebanyakan berisi pedagang elektronik, seperti handphone, laptop, kamera, serta aksesoris lain. Kini harus menghadapi kenyataan sepi pengunjung. Banyak kini kios-kios di sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dijual atau disewakan.
Saat CNBC Indonesia menyambangi Mal Ambassador yang kebanyakan berisi pedagang elektronik, ada beberapa toko yang tutup di lantai 3. Terlihat pada gerai toko itu terpampang selembaran info bahwa toko tersebut hendak dijual ataupun disewakan. Meskipun pembeli terlihat cukup ramai di lantai dasar. Salah satu pedagang, Bjeh mengatakan bahwa tutupnya beberapa toko ini, karena jarangnya pembeli. Oleh karenanya pedagang harus rela meninggalkan tokonya tersebut. Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, memang banyak gerai yang dijual hingga dikontrakkan ke penyewa yang berminat. Namun, itu bukan perkara mudah karena banyak pelaku usaha yang menahan dana untuk tidak berinvestasi di pusat perbelanjaan. Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Meskipun pembeli terlihat cukup ramai di lantai dasar. Salah satu pedagang, Bjeh mengatakan bahwa tutupnya beberapa toko ini, karena jarangnya pembeli. Oleh karenanya pedagang harus rela meninggalkan tokonya tersebut. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

6/8 Petugas kebersihan mengepel lantai di kawasan mall Ambassador, Jakarta, Selasa, 25/1/2022. Pandemi Covid-19 telah membuat industri ritel, terutama pusat perbelanjaan sulit untuk bangkit. Mutasi baru varian Covid-19 yang terus menerus muncul membuat orang kini lebih memilih untuk tidak bepergian. Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di kawasan Mall Ambassador Jakarta Selatan Di mana pusat perbelanjaan tersebut kebanyakan berisi pedagang elektronik, seperti handphone, laptop, kamera, serta aksesoris lain. Kini harus menghadapi kenyataan sepi pengunjung. Banyak kini kios-kios di sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dijual atau disewakan.
Saat CNBC Indonesia menyambangi Mal Ambassador yang kebanyakan berisi pedagang elektronik, ada beberapa toko yang tutup di lantai 3. Terlihat pada gerai toko itu terpampang selembaran info bahwa toko tersebut hendak dijual ataupun disewakan. Meskipun pembeli terlihat cukup ramai di lantai dasar. Salah satu pedagang, Bjeh mengatakan bahwa tutupnya beberapa toko ini, karena jarangnya pembeli. Oleh karenanya pedagang harus rela meninggalkan tokonya tersebut. Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, memang banyak gerai yang dijual hingga dikontrakkan ke penyewa yang berminat. Namun, itu bukan perkara mudah karena banyak pelaku usaha yang menahan dana untuk tidak berinvestasi di pusat perbelanjaan. Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, Selasa (25/1) memang banyak gerai yang dijual hingga dikontrakkan ke penyewa yang berminat. Namun, itu bukan perkara mudah karena banyak pelaku usaha yang menahan dana untuk tidak berinvestasi di pusat perbelanjaan. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

7/8 Petugas kebersihan mengepel lantai di kawasan mall Ambassador, Jakarta, Selasa, 25/1/2022. Pandemi Covid-19 telah membuat industri ritel, terutama pusat perbelanjaan sulit untuk bangkit. Mutasi baru varian Covid-19 yang terus menerus muncul membuat orang kini lebih memilih untuk tidak bepergian. Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di kawasan Mall Ambassador Jakarta Selatan Di mana pusat perbelanjaan tersebut kebanyakan berisi pedagang elektronik, seperti handphone, laptop, kamera, serta aksesoris lain. Kini harus menghadapi kenyataan sepi pengunjung. Banyak kini kios-kios di sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dijual atau disewakan.
Saat CNBC Indonesia menyambangi Mal Ambassador yang kebanyakan berisi pedagang elektronik, ada beberapa toko yang tutup di lantai 3. Terlihat pada gerai toko itu terpampang selembaran info bahwa toko tersebut hendak dijual ataupun disewakan. Meskipun pembeli terlihat cukup ramai di lantai dasar. Salah satu pedagang, Bjeh mengatakan bahwa tutupnya beberapa toko ini, karena jarangnya pembeli. Oleh karenanya pedagang harus rela meninggalkan tokonya tersebut. Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, memang banyak gerai yang dijual hingga dikontrakkan ke penyewa yang berminat. Namun, itu bukan perkara mudah karena banyak pelaku usaha yang menahan dana untuk tidak berinvestasi di pusat perbelanjaan. Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Tak hanya di Mall Ambassador, ITC Ambassador juga terlihat sepi dan banyak kios yang dijual.  (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

8/8 Petugas kebersihan mengepel lantai di kawasan mall Ambassador, Jakarta, Selasa, 25/1/2022. Pandemi Covid-19 telah membuat industri ritel, terutama pusat perbelanjaan sulit untuk bangkit. Mutasi baru varian Covid-19 yang terus menerus muncul membuat orang kini lebih memilih untuk tidak bepergian. Akibatnya, mal-mal di DKI Jakarta seperti di kawasan Mall Ambassador Jakarta Selatan Di mana pusat perbelanjaan tersebut kebanyakan berisi pedagang elektronik, seperti handphone, laptop, kamera, serta aksesoris lain. Kini harus menghadapi kenyataan sepi pengunjung. Banyak kini kios-kios di sejumlah pusat perbelanjaan di DKI Jakarta dijual atau disewakan.
Saat CNBC Indonesia menyambangi Mal Ambassador yang kebanyakan berisi pedagang elektronik, ada beberapa toko yang tutup di lantai 3. Terlihat pada gerai toko itu terpampang selembaran info bahwa toko tersebut hendak dijual ataupun disewakan. Meskipun pembeli terlihat cukup ramai di lantai dasar. Salah satu pedagang, Bjeh mengatakan bahwa tutupnya beberapa toko ini, karena jarangnya pembeli. Oleh karenanya pedagang harus rela meninggalkan tokonya tersebut. Berdasarkan pengamatan CNBC Indonesia, memang banyak gerai yang dijual hingga dikontrakkan ke penyewa yang berminat. Namun, itu bukan perkara mudah karena banyak pelaku usaha yang menahan dana untuk tidak berinvestasi di pusat perbelanjaan. Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Menanggapi fenomena mal-mal legendaris di Jakarta yang sepi, Ketua Umum Himpunan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia Budihardjo Iduansjah mengungkapkan, banyaknya tenant atau penyewa menutup gerai disebabkan ekosistem ekonomi di mal itu sudah tidak lagi bergairah. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)