
Omicron & Skenario Berakhirnya Pandemi A La Spanish Flu

Jakarta, CNBC Indonesia - Kehadiran varian omicron membuat pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) mengganas lagi setelah sempat terkendali. Namun, kabar baiknya varian ini kemungkinan tidak semenakutkan varian delta.
Namun, perhatian kini menuju pada varian yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan tersebut. Varian ini disebut-sebut jauh lebih cepat menyebar dibandingkan varian-varian sebelumnya, karena kini sudah tersebar hingga lebih dari 100 negara.
"Varian omicron memiliki tingkat pertumbuhan yang tinggi dan sudah mampu menggeser varian lain. Varian omicron hanya butuh waktu lebih pendek untuk berlipat ganda dibandingkan varian lain. Ada bukti varian omicron mampu melewati sistem kekebalan tubuh," sebut laporan WHO.
Di Indonesia, varian ini sudah menjadi momok yang cukup menakutkan. Pasalnya, Omicron bisa dianggap sebagai 'biang keladi' kasus Covid-19 di Tanah Air kembali melonjak kendati sebelumnya sempat terkendali.
Kemarin, kembali terjadi lonjakan kasus Covid-19 di tanah air. Berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan, ada penambahan 2.927 kasus konfirmasi positif, lebih tinggi dibandingkan hari sebelumnya yakni 2.295.
Dari angka tersebut, DKI Jakarta menjadi provinsi penyumbang kasus terbesar yaitu 1.993 orang, yang kemudian disusul oleh Jawa Barat sebanyak 409 orang, dan Banten 311 orang.
"Ini teater sesungguhnya akibat peningkatan kasus," kata Luhut menggambarkan bagaimana kondisi kawasan Ibu Kota pasca tersengat Omicron.
Betul bahwa beberapa negara melakukan pengetatan kegiatan ekonomi dan pembatasan sosial (lockdown). Namun, dampaknya diprediksi bakal lebih terukur dan bersifat jangka pendek setelah karakteristik Omicron yang lebih "bersahabat" akhirnya terbukti secara klinis.
Artinya, jika nanti Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengonfirmasi hipotesis bahwa Omicron memang tak memicu komplikasi, maka dalam hitungan hari dan bahkan jam pemerintah dari berbagai negara akan mencabut kembali lockdown.
Dengan melihat pola perkembangan kasus Covid-19 saat ini, Tim Riset CNBC Indonesia menilai Omicron justru berpeluang menjadi penawar yang akan mengakhiri pandemi, dengan skenario serupa yang terjadi pada Spanish Flu pada tahun 1918.
Pandemi berujung tragedi tersebut, yang memakan korban 50 juta orang-sepuluh kali lipat dari tingkat fatalitas di masa pandemi Covid-10, berakhir bukan karena adanya temuan vaksin atau obat untuk melawan virus flu varian H1N1 tersebut.
Sebaliknya, yang terjadi adalah virus tersebut bermutasi menjadi varian yang lebih "ramah" alias kurang mematikan. Dua tahun kemudian, pada 1920, kehidupan masyarakat pun kembali normal.
Virus penyebab pandemi Spanish Flu tersebut tidak pernah menghilang, dan ada bersama kita sampai sekarang, jika mengacu pada laporan Direktur Eksekutif National Center for Science Education Ann Reid yang dikutip Washington Post (3 September 2020).
Skenario serupa juga diharapkan terjadi dalam kasus pandemi Covid-19 ini. Meski tingkat penularannya lebih ganas, dengan rasio penularan 1,5 kali dan hanya perlu 3 hari inkubasi menurut WHO, efek yang ditimbulkan lebih rendah bagi manusia sehat.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Varian Baru Covid dari China Sudah Sampai Malaysia