WNI di Singapura Hati-hati, Covid Bisa Meledak 150.000/Hari

Jakarta, CNBC Indonesia - Singapura diprediksi akan mengalami gelombang kenaikan kasus infeksi Covid-19 varian Omicron yang cukup signifikan. Ketua gugus tugas multi-kementerian Gan Kim Yong mengatakan Omicron kini menyebabkan setidaknya 70% kasus harian.

"Namun kenyataannya, proporsinya cenderung lebih tinggi, mungkin mendekati 90% atau lebih. Omicron jelas mendominasi melebihi varian Delta di Singapura," kata Gan pada konferensi pers, dikutip dari Channel News Asia (CNA).

"Mengingat varian Omicron lebih menular, kemungkinan kita akan segera melihat gelombang yang signifikan," tambahnya.

Gan juga mengatakan sebagian besar kasus Omicron bergejala ringan, terutama pada orang-orang yang sudah divaksinasi lengkap, termasuk booster. Persentase mereka yang membutuhkan suplementasi oksigen, perawatan intensif atau meninggal jauh lebih rendah daripada saat gelombang Delta.

"Ini sejalan dengan pengalaman negara-negara lain seperti Afrika Selatan dan Inggris," tambah Gan.

Kementerian Kesehatan Singapura (MOH) juga memperkirakan jumlah kasus infeksi akan meningkat tajam. Kasus bisa berlipat ganda setiap dua hingga tiga hari dan bisa mencapai 10.000 hingga 15.000, atau bahkan lebih, kasus per hari.

Singapura juga akan memusatkan perhatiannya pada jumlah pasien di unit perawatan intensif (ICU) daripada jumlah kasus infeksi. Untuk mempersiapkan diri dari gelombang Omicron, MOH juga akan menerapkan serangkaian tindakan, seperti menangguhkan kunjungan ke bangsal rumah sakit dan panti jompo selama empat minggu ke depan.

Tidak hanya itu, Singapura juga akan lebih gencar lagi memvaksinasi warganya, termasuk anak-anak dari 12-17 tahun. Singapura kini tercatat memiliki total 316.774 kasus infeksi, bertambah 3.002 kasus, dan total 848 kematian per Selasa (25/1/2022), menurut data Worldometers.