
Omicron Makin Menyerang, Kapan Pandemi Covid Bisa Berakhir?

Jakarta, CNBC Indonesia - Masih merebaknya virus Covid-19 di seluruh dunia, terlebih dengan adanya varian baru omicron ini makin menimbulkan ketidakpastian kapan status pandemi Covid-19 ini akan akan berakhir dan turun menjadi endemi.
Pasalnya, setelah serangan varian Delta pada tahun lalu dan kemudian berlanjut Omicron saat ini, angka kasus positif Covid-19 kembali meningkat di banyak negara. Jelas-jelas ini masih jauh dari status endemi yang memiliki karakteristik konstan di sebuah populasi, namun tidak mengganggu masyarakat.
Melansir CNN, para peneliti memprediksi bahwa Covid-19 tidak akan hilang selamanya dari kehidupan manusia. Namun, nantinya akan dicapai waktu di mana Covid ini hanya akan dianggap seperti penyakit kebanyakan.
"Kebanyakan orang akan terinfeksi, seperti anak-anak, mungkin beberapa kali, dan ketika infeksi itu menumpuk, mereka membangun kekebalan tubuh," kata Mark Woolhouse, Profesor Epidemiologi Penyakit Menular di Universitas Edinburgh dan penulis buku tentang tahap awal pandemi, dikutip dari CNN, Minggu (23/1/2022).
"Itulah situasi yang kita tuju. Omicron adalah virus dosis lain. Rata-rata kita semua akan kurang rentan terhadap penyakit setelah mendapat dosis itu, atau setelah divaksin," terangnya.
Dia mengatakan, keberadaan Omicron saat ini justru menambah lapisan kekebalan ekstra, tanpa tidak disertai dengan risiko rawat inap yang sama seperti yang dialami Covid-19 pada sebagian besar tahun lalu.
Varian baru ini memang ditemukan memiliki risiko rawat inap dua pertiga kali lebih rendah dibanding dengan varian Delta, menurut sebuah penelitian di Skotlandia. Sebuah makalah terpisah dari Afrika Selatan menempatkan angka yang sama pada 80%.
"Lebih dari separuh dunia sekarang telah terpapar virus atau vaksin. Aturan mainnya telah berubah dari sudut pandang virus," imbuhnya.
Optimisme ini juga terbangun dari sejarah masa lalu, di mana dunia juga pernah terjangkit virus yang sama. Untuk itu, virus yang ada saat ini juga diharapkan akan berevolusi menjadi versi yang tidak terlalu parah dan akhirnya menjadi demam atau influenza.
"Ada empat virus corona lain yang menjadi endemik. Riwayat alami infeksi menunjukkan bahwa Covid-19 akan menjadi yang kelima," kata David Heymann, Profesor Epidemiologi Penyakit Menular di London School of Hygiene and Tropical Medicine.
Woolhouse mencontohkan, pada 1889-1890 dunia diserang flu Rusia. Wabah ini muncul sebagai virus corona tipe flu dan diperkirakan telah menewaskan sekitar satu juta orang, tetapi akhirnya menjadi flu biasa.
Kemudian ada flu Spanyol menjadi pandemi dan menyerang seluruh dunia pada 1918.
"Kita mendapatkan gelombang virus itu hampir setiap tahun," ujarnya.
Para ahli umumnya setuju bahwa Omicron membawa kita lebih dekat ke tahap itu. Tapi ada peringatan besar yang menentukan seberapa cepat kita akan sampai di sana, dan itu tidak tergantung pada ketegangan saat ini, tetapi ketegangan yang akan datang.
"Ini adalah pertanyaan terbuka, apakah Omicron akan menjadi vaksinasi virus hidup yang diharapkan semua orang, karena ada banyak variabilitas dengan varian baru yang muncul," kata Dr. Anthony Fauci, Direktur National Institut Alergi dan Penyakit Menular.
Namun demikian, Woolhouse menyebut bahwa tidak berarti tidak akan ada varian baru yang akan muncul.
(mon/mon)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Puncak Penyebaran Omicron Indonesia Diramal Awal Februari