Mau Sowan Jokowi, Ini Jejak Rahasia Crazy Rich Rockefeller Cs

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah 40 perusahaan dan tokoh dunia meminta Presiden Jokowi hadir dalam pertemuan di Bali pada April 2022, muncul permintaan lain.
"Tiba-tiba ada sekian puluh foundation dunia yang besar-besar, sebut saja Rockefeller, Bill Gates, semua menulis surat ke presiden, mereka ingin berkumpul di Bali bulan April untuk membantu Indonesia di bidang perubahan iklim," kata Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Rabu (19/1/2022).
Kata Luhut, pertemuan itu akan membahas isu terkait perubahan iklim, sampah plastik, hingga pengembangan terhadap pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Jokowi pun bersedia. Dari sekian yayasan itu, Luhut hanya menyebut dua yayasan yang dianggap penting.
![]() Bill Gates dan Melinda bercerai. (IG: thisisbillgates) |
Bill & Melinda Gates Foundation (B&MGF)
Semua orang kenal Bill Gates sebagai bos perusahaan komputer terbesar sejagat bernama Microsoft. Indonesia sudah lama jadi pasar yang cukup besar bagi produk-produk Microsoft.
Bisnis komputer Gates, yang telah menciptakan ketergantungan sebagian pemakai komputer dunia pada software Microsoft, telah mendongkrak harta kekayaannya sejak awal karirnya. Di masa pandemi, Bill Gates terlibat dalam bisnis vaksin. Dia mengaku meraup untuk Rp 2,8 triliun dari bisnis vaksin.
Di luar kiprahnya dalam dunia bisnis, Bill Gates bersama mantan istrinya, Melinda French, menggiatkan diri di bidang sosial. Bill dan Melinda mendirikan Bill & Melinda Gates Foundation (B&MGF), yang kadang disebut Gates Foundation.
"Semua kehidupan memiliki nilai yang sama. Itu sebabnya kami membuat keputusan untuk menyumbangkan kekayaan kami dari Microsoft untuk membantu orang lain," kata Bill dan Melinda dalam https://www.gatesfoundation.org/about/our-story.
Bill dan Melinda mengaku telah mentransfer $20 miliar saham Microsoft ke yayasan mereka. Yayasan itu sendiri eksis sejak tahun 2000 dan awalnya mulai bergerak di Amerika dengan menyediakan akses ke komputer dan internet.
Penyakit macam diare dan pneumonia menjadi perhatian Gates Foundation. Yayasan mereka tak lupa meneliti penyakit dan kemiskinan. Pengaruh yayasan itu tak hanya Amerika saja, negara dengan pemakai Microsoft pun dalam pantauan.
Gates Foundation tak hanya melibatkan Bill dan Melinda, ayah Bill Gates, William H. Gates, Sr juga ikut terlibat dalam yayasan tersebut. Di luar lingkungan keluarga, Warren Buffett juga terlibat di dalamnnya.
Warren Buffett ikut menyumbangkan sebagian besar kekayaannya untuk yayasan Gates itu. Sejak tahun 2000, yayasan ini mengaku telah menggelontorkan uang sebesar $53,8 miliar.
Rockefeller Foundation
Yayasan ini tergolong tua dan terkait dengan keluarga pengusaha minyak yang sudah tajir dari lebih dari satu setengah abad. Berkat perusahaan minyak mereka yang besar Standard Oil yang berdiri sejak 1870. Perusahaan minyak besar itu beroperasi ke seluruh dunia.
The Rockefeller Foundation Annual Report 1913-14 menyebut yayasan ini berdiri pada tanggal 14 Mei 1913 dan disahkan 24 Mei 1913 Gubernur Negara bagian New York, Amerika. Yayasan ini mengaku bertujuan menerima dan memelihara dana dengan maksud memajukan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia.
Pendiri yayasan adalah John Davison Rockefeller Sr., sang pendiri Standard Oil, bersama anaknya, John Davison Rockefeller Jr. Penasihat Frederick Taylor Gates juga ikut serta di dalamnya.
Yayasan milik keluarga Rockefeller ini sudah masuk Indonesia sejak zaman kolonial Hindia Belanda. Yayasan ini berkecimpung di bidang kesehatan masyarakat. Buku Sejarah Kesehatan Nasional Indonesia Volume 1 (1978:62) menyebut yayasan Rockefeller, lewat Dr J.L. Hydrick dari Rockefeller Foundation memimpin pemberantasan cacing tambang mulai tahun 1924 sampai 1939, dengan menitikberatkan pada pendidikan masyarakat.
Terkait pendidikan, beberapa orang Indonesia pernah dapat beasiswa ke luar negeri, salah satunya sutradara (yang sudah jadi pahlawan nasional) Usmar Ismail pernah mendapatkannya. Selain Usmar, Jurnalis Rosihan Anwar juga pernah mendapatkannya.
Waktu Partai Komunis Indonesia (PKI) masih ada, yayasan Rockefeller yang asal Amerika Serikat ini adalah salah satu musuh PKI. Para penerima beasiswa Rockefeller pun tak lupa diberi cap oleh PKI sebagai agen imperialis.
Setelah jumlah penduduk dunia bertambah setelah Perang Dunia II berakhir pada 1945, masalah pangan yang diperkirakan akan muncul membuat para peneliti mencari jalan pintas berupa revolusi hijau.
Revolusi hijau mengembangkan budidaya gandum dan padi agar lebih banyak, dengan melibatkan Ford Foundation dan Rockefeller Foundation telah memicu meningkatnya pangan. Namun di sisi lain memunculkan efek samping seperti rusaknya tanah karena pupuk buatan dan kesehatan konsumen karena pestisida.
Revolusi Hijau di Indonesia, yang didukung Orde Baru, memang mampu membuat orde baru mengaku mengalami swasembada pangan. Sebelum orang ramai ke pertanian organik, di Indonesia pernah ada yang disebut Panca Usaha Tani.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pmt/pmt)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bill Gates Hingga Rockefeller Tiba-tiba 'Surati' Jokowi
