
Kata Jokowi: Ekspor Nikel Disetop RI Bisa 'Cuan' Rp300 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali menjelaskan alasannya yang kerap begitu 'ngotot' untuk menyetop eskpor nikel, kendati mendapatkan penolakan keras dari sejumlah negara.
Berbicara dalam Dies Natalis Universitas Parahyangan, Bandung, Jawa Barat, Jokowi menyebut keputusan untuk menyetop ekspor nikel tak lepas dari upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian nasional.
"Saya berikan contoh nikel. Tujuh tahun lau saat kita ekspor hanya raw material itu hanya menghasilkan kira-kira hanya US$ 1 miliar berarti Rp 14 - Rp 15 triliun," kata Jokowi, Senin (17/1/2022).
Jokowi mengaku telah mengkalkulasi di balik keputusannya menyetop ekspor nikel. Berdasarkan hitungannya, apabila produk tersebut diekspor dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi, Indonesia bisa mendapatkan keuntungan hingga US$ 20,8 miliar per tahun.
"Atau Rp 300 triliun. Dari Rp 15 triliun, melompat menjadi Rp 300 triliun dan membuka lapangan kerja yang sangat banyak sekali," tegas Jokowi.
Jokowi mengakui kebijakan tersebut telah membuat sejumlah negara geram, bahkan menggugat Indonesia ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Namun, Jokowi menegaskan bahwa Indonesia memiliki argumentasi terkait hal itu.
"Enggak tahun menang atau kalah, ini masih dalam proses WTO. Kita harapkan menang. Tapi yang jelas enggak akan kita hentikan meskipun di bawa ke WTO," tegasnya.
Jokowi kembali menekankan bahwa kebijakan menyetop ekspor barang mentah tidak akan berhenti sampa di sini. Pada tahun depan, pemerintah berencana untuk menghentikan ekspor bauksit.
"Bahan mentah bauksit tahun depan setop. Tahun depan lagi setop yang namanya ekspor bahan mentah tembaga. Kita ingin nilai tambah itu ada di tanah air, sehingga selain memberikan penerimaan negara yang semakin besar berupa pajak royalti, PNBP juga membuka lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya," tegasnya.
(cha/cha)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Daftar Negara yang 'Happy' Jika Jokowi Kalah Lawan WTO