FOTO

Potret Lesu Perajin Tempe Saat Harga Kedelai Terus Meroket

CNBC Indonesia/Muhammad Sabki, CNBC Indonesia
Sabtu, 15/01/2022 12:20 WIB

Perajin masih mempertahankan harga jual tempe meski, harga bahan baku produk itu, yakni kedelai mengalami kenaikan.

1/6 Pabrik tempe di kawasan Sunter, Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Perajin menyelesaikan pembuatan tempe di salah satu pabrik rumahan di Sunter, Jakarta Utara, Jumat (14/1/2022). Perajin masih mempertahankan harga jual tempe meski, harga bahan baku produk itu, yakni kedelai mengalami kenaikan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

2/6 Pabrik tempe di kawasan Sunter, Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Fajar, perajin tempe di Kampung Tempe, Kelurahan Sunter Jaya, mengaku masih menjual tempe dengan harga Rp 5.000-Rp 6.000 per potong dengan ukuran panjang sekitar 30 cm dengan tebal 10 cm. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

3/6 Pabrik tempe di kawasan Sunter, Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Keputusan itu ia ambil supaya tidak ditinggalkan pelanggan. Risikonya, kata dia, keuntungan dari penjualan tempe ini berkurang. Dia menerangkan, produksi tempe di tempatnya menerapkan sistem perorangan. Artinya, meski dalam satu tempat berproduksi tapi setiap orang punya masing-masing kedelai yang diolah jadi tempe. Ada yang memiliki kedelai 30 kg, 50 kg, dan lebih banyak lagi. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

4/6 Pabrik tempe di kawasan Sunter, Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Perajin lainnya, Rozkin, menjual tempe dengan harga Rp 6.000. Ia mendapat omzet bersih per harinya sekitar Rp 200.000. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

5/6 Pabrik tempe di kawasan Sunter, Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Meski harga naik, perajin enggan melakukan aksi mogok yang sempat dilakukan seperti tahun lalu. Seperti diketahui 'Kampung Tempe' di depan gang ini julukan bagi warga di Gang Buntu. Satu RT di kampung ini ada 80 perajin tempe dan sudah ada sejak puluhan tahun lalu. CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

6/6 Pabrik tempe di kawasan Sunter, Jakarta (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

"Saya disini sejak 1994," kata Rozkin kepada CNBC Indonesia. Selain warga yang memproduksi aktif, ada juga para perajin musiman yang bikin olahan tempe jika ada pesanan banyak. Tempe-tempe yang diolah ini dibawa ke warung-warung atau pasar tradisional yang ada di Jakarta. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)