Omicron Muncul, Pembelian Tabung Oksigen Nanjak Pelan-pelan
Pekerja memasang regulator pada tabung oksigen baru yang akan dikirimkan ke pelanggan di depot pengisian oksigen di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Jumat (14/1/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Indonesia disebut berpotensi mengalami penambahan kasus akibat virus corona varian Omicron. Oleh sebab itu, kewaspadaan mulai ditingkatkan. Berkaca dari gelombang kedua di tahun lalu, di mana persediaan tabung dan gas oksigen menjadi langka di masyarakat karena banyak pasien bergejala berat efek varian Delta. Penjual di depot pengisian oksigen di Manggarai ini mengungkapkan belum ada kenaikan permintaaan yang signifikan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ervan, salah satu pengelola usaha depot oksigen bernama Rintis Usaha Bersama mengungkapkan, untuk isi ulang oksigen masih normal, namun ada peningkatan untuk pembelian online tabung oksigen. "Pengisian masih normal tapi untuk pembelian tabung lumayan ada kenaikkan sedikit sih, biasanya rata-rata sehari kan antara delapan sampai belasan ya, nah itu sekarang naik udah di atas 10 sih rata-rata perhari," kata Ervan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ervan bercerita untuk harga saat gelombang kedua mengalami kenaikan dan sekarang balik ke harga normal. Namun ada kenaikan sedikit dari distributor. "Tabung 1m³ dulu sebelum melonjak itu di angka Rp 600 ribu sampai Rp 700 ribu. Sekarang ya Rp 800 ribu atau Rp 850 ribu. Dulu saat lagi melonjak bisa Rp 1 juta hingga Rp 2 juta," terang Ervan. Namun untuk harga pengisian tak kembali ke harga normal yang sebelumnya Rp 18.000 mengalami kenaikan menjadi Rp 20.000 untuk tabung 1m³ karena memang dari pabriknya tidak turun lagi. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ervan mengaku sudah mengantisipasi jika ada melonjaknya permintaan. Jumlah tabung oksigen yang tadinya tersedia 200 tabung untuk isi ulang nantinya akan ada 300 sampe 400 tabung. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Pemerintah memproyeksikan puncak gelombang kasus Covid-19 akibat varian Omicron akan terjadi pada Februari 2022. Proyeksi itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan dalam keterangan pers virtual, Rabu (12/1/2022). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
