
Ribuan Ikan Mati di Danau Maninjau Jadi Sorotan Media Asing

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam beberapa minggu terakhir, ribuan ikan mati di Danau Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Kasus ini menyoroti faktor lingkungan dan manusia yang berkontribusi pada masalah yang telah berlangsung selama satu dekade tersebut.
Fenomena ini disorot media asing Channel News Asia (CNA), Kamis (13/1/2021). Laporan mereka menulis jika pada Desember, lebih dari 1.700 ton ikan ditemukan mati di danau yang terletak sekitar 115 km dari ibu kota provinsi Sumatera Barat, Padang.
Media itu mengutip Handria Asmi, Camat Tanjung Raya. Disebut cuaca ekstrem yang tidak terduga akibat perubahan iklim bisa menjadi salah satu penyebab kematian ikan massal di danau tersebut.
"Dari November hingga Februari kami selalu mengalami cuaca ekstrem di Tanjung Raya, yaitu angin kencang dan hujan deras yang terkadang menyebabkan tanah longsor dan kematian ikan," kata Handria.
"Kematian ikan ini terjadi jika angin mencapai danau, membalikkan massa air," tambahnya, menjelaskan jika massa air dibalik, air yang lebih padat naik ke atas."
Namun, Handria mengatakan bahwa penelitian terbaru yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menunjukkan bahwa cuaca ekstrem mungkin bukan penyebab utama fenomena tersebut. Dia mengatakan bahwa aktivitas manusia termasuk penangkapan ikan yang berlebihan (overfishing) dan pemberian makan yang berlebihan menyebabkan pencemaran air, yang berkontribusi pada kematian ikan.
"Saat ini danau kita tercemar, salah satunya karena tercemar pakan ikan. Saat angin kencang, makanan ikan dibolak-balik, sehingga oksigen di dalam air berkurang dan ikan tentu kekurangan oksigen," katanya.
Selain itu, Danau Maninjau juga merupakan danau vulkanik dan keberadaan belerang juga berkontribusi terhadap kematian ikan, tambahnya. Kematian ikan massal menjadi masalah yang berulang di Danau Maninjau lebih dari satu dekade lalu ketika terjadi peningkatan kegiatan penangkapan ikan, terutama budidaya ikan yang melibatkan keramba jaring apung.
Media itu juga mengutip WALHI Sumatera Barat. Lembaga tersebut mengatakan bahwa penduduk setempat yang tinggal di dekat Danau Maninjau yang dulunya adalah petani padi beralih ke perikanan pada awal 1990-an.
Ada sekitar 27.000 keramba ikan di danau. Sementara peraturan standar memungkinkan sekitar 7.000 keramba saja mengingat luas Danau Maninjau adalah 99,5 km persegi.
(tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jokowi Paksa Perusahaan Sawit-Tambang Bikin Pembibitan Pohon!
