Mendag Blak-blakan Tantangan Berat Perdagangan di 2022
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan perdagangan dunia bakal menghadapi berbagai tantangan. Untuk itu, kolaborasi antarnegara menjadi kunci dalam menghadapi tantangan perdagangan di masa depan.
"Inilah waktunya untuk berkolaborasi antarnegara dan bangsa. Diharapkan kita dapat menciptakan perdagangan yang adil dan perdagangan yang menguntungkan untuk setiap orang," ujar Lutfi dikutip Rabu (14/1/22).
Sementara untuk krisis energi, jika harganya masih tinggi, seperti saat ini, dikhawatirkan dapat memberikan ancaman dalam ekonomi.Mendag mengungkapkan, Pada 2022 dunia menghadapi berbagai tantangan. Tantangan tersebut yakni perubahan nilai logistik, krisis energi, dan pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Terkait logistik, jika penyumbatan di berbagai pelabuhan di dunia tidak diselesaikan, perdagangan akan sulit untuk menopang pada 2022.
"Ketiga permasalahan ini akan Indonesia bawa ke G-20 dan juga sistem perdagangan multilateral. Diharapkan kita dapat mengatasi ketiga permasalahan tersebut dan dapat terus melanjutkan perdagangan.Sehingga perdagangan dapat menjadi mesin pertumbuhan, bukan hanya untuk Indonesia tapi juga untuk seluruh dunia, karena kita tidak dapat melakukannya sendiri,"ungkap dia.
Adapun tahun 2021 lalu merupakan tahun pemecahan rekor bagi perdagangan Indonesia. Pada periode Januari-November 2021, ekspor Indonesia mencapai US$209,16 miliar atau naik 42,62 persen dibanding periode yang sama 2020.
"Pada periode ini, Indonesia juga mengalami surplus US$34,32 miliar. Tahun ini, pertumbuhan perdagangan sangat kuat. Jika kondisi ini konsisten, surplus Indonesia pada 2021 berkisar US$36-37 miliar. Ini jumlah tertinggi, lebih tinggi dari 2011," sebut Lutfi .
Dikatakannya, ekspor nonmigas terbesar Indonesia berasal dari batubara, diikuti minyak kelapa sawit(CPO), serta produk besi dan baja. Khusus untuk besi dan baja, pada periode Januari-November 2021 tercatat sebesar US$18,62 miliar tumbuh mencapai 92,83 persen dibanding periode yang sama tahun
Batubara dan CPO tumbuh cukup baik, akan tetapi besi dan baja juga tumbuh sangat bagus sehingga diversifikasi ekspor menjadi lebih baik. Elektronik juga tumbuh cukup baik menempati posisi keempat. Namun, yang terpenting sektor otomotif juga meningkat dan diharapkan tahun ini akan lebih meningkat lagi sehingga menjadi salah satu sektor yang paling penting untuk Indonesia," jelas Lutfi.
(dce/dce)