Bikin Dag Dig Dug Duer! China Sampai AS Ancam Ekonomi RI

Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
13 January 2022 14:40
Cover Fokus, kecil, thumbnail, luar, tambang, Indonesia resesi
Foto: Cover Topik/Indonesia Resesi/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - 2022 baru saja dimulai. Namun sederet kabar buruk datang dari global mengancam perekonomian tanah air. Mulai dari China, Eropa sampai Amerika Serikat (AS).

"2022 tetap ada risiko kita, tapering AS, tingginya inflasi dunia, perlambatan perekonomian, shifting policy di China dan sebagainya, itu akan tetap menjadi risiko yang kita kelola," ungkap Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu saat berbincang dengan wartawan, Rabu (12/1/2022).

Ekonomi global diperkirakan tumbuh lebih lambat versi Bank Dunia, yaitu 4,1%. Varian baru covid-19 omicron menjadi momok utama dari penurunan proyeksi tersebut. Ditambah lagi adanya peningkatan inflasi global akibat kenaikan harga komoditas internasional.

Pada negara maju, kondisinya menjadi lebih kompleks. AS misalnya, lonjakan inflasi membuat kebijakan tapering dikeluarkan dan berlanjut dengan kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral AS the Fed yang diperkirakan 3 kali pada tahun ini.

China juga semakin sulit memompa perekonomian. Selain hantaman omicron, China harus melewati krisis rantai pasok dan lemahnya permintaan di dalam negeri. China adalah mitra dagang utama Indonesia. Semakin buruk kondisi China, maka efeknya akan langsung terasa ke Indonesia.

Seluruh permasalahan tersebut akan berpengaruh terhadap ekonomi tanah air. Antara lain dalam asumsi perekonomian, mulai dari pertumbuhan ekonomi, nilai tukar rupiah dan yield surat berharga negara (SBN) akan terkena imbasnya.

Bila tidak terkelola dengan baik, maka permasalahan akan berlanjut terhadap anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN). Febrio memastikan pemerintah akan menjaga agar dampaknya tidak begitu buruk.

"Kami melihat APBN kita aman, APBN kuat khususnya dengan performance sangat baik 2021, penerimaan 20% di atas target itu adalah kondisi memang kita bersyukur banyak perbaikan tren perekonomian membaik, harga komoditas mendukung kita kita manfaatkan situasi yang baik jaga kondisi pemulihan ekonomi sendiri," paparnya.


(mij/mij)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bea Cukai Belum Terima Usulan Ekspor Konsentrat Tembaga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular