
Wow! Industri Migas RI Diramal Ramai-ramai Merger Tahun Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Komisaris Utama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Arcandra Tahar mengungkapkan akan banyak perusahaan minyak dan gas bumi asing yang melakukan merger dan akuisisi pada tahun ini.
Kendati demikian, bersamaan dengan banyaknya perusahaan migas yang merger dan akuisisi, juga kemungkinan perusahaan-perusahaan asing tersebut hengkang dari negara tempat mereka beroperasi pada tahun ini.
"Demand akan banyak merger dan akuisisi di 2022 ini. Faktor utamanya karena adanya aset konsolidasi," jelas Arcandra dalam sebuah webinar, Rabu (12/1/2022).
Arcandra menjelaskan, banyak perusahaan migas asal Amerika memiliki strategi untuk mengkonsolidasikan aset-aset hulu migas mereka di negaranya.
Sehingga, banyak yang terjadi di Indonesia saat ini, dimana banyak perusahaan migas hengkang atau angkat kaki bukan lantaran ketidakpastian aturan di sebuah negara mereka beroperasi.
"Apakah sebuah negara jika ada peraturan berubah lantas mereka cabut? Bukan, tapi ada yang lebih penting, tekanan bisnis yang lebih hijau," ujarnya.
Sementara perusahaan sekelas ExxonMobil, Chevron, Conocophillips melihat kemungkinan mereka memenuhi untuk berbisnis yang lebih hijau hanya ada di Amerika.
"Maka mereka konsolidasikan aset mereka di Amerika Serikat. Jangan berpikir negatif terhadap konsolidasi aset ini dan menyalahkan diri sendiri, dan ketidakmampuan menarik investor," kata Arcandra melanjutkan.
Adapun ke depan yang harus diperhatikan dari sektor migas ini, kata Arcandra adalah strategi berbagai negara dalam beralih ke energi bersih.
"Strategi Eropa diversifikasi usaha ke renewable energy. Dan Amerika Serikat tidak diverifikasi, tapi tetap pada bisnis fuel dan akan diperkecil lewat teknologi," ujarnya.
Sebelumnya, isu nasionalisasi pada blok migas yang habis kontrak disebut sebagai salah satu penyebab perusahaan migas kelas kakap memilih pergi dari Indonesia. Terbaru ConocoPhillips sepakat untuk melepas aset migasnya di Indonesia kepada PT Medco Energi Internasional.
Keputusan ConocoPhillips ini memperpanjang daftar perusahaan migas kakap yang keluar dari Indonesia. Setelah Chevron di proyek Indonesia Deepwater Development (IDD) tahap II dan Shell di Blok Masela.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Forum Kapasitas Nasional, Kejar Target 1 Juta Bph Migas 2030