Luhut Minta Pembelian Batu Bara PLN Diubah ke CIF, Kenapa?

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
11 January 2022 13:30
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan memerintahkan agar PT PLN (Persero) melakukan kontrak pembelian batu bara dengan menggunakan skema Cost, Insurance and Freight (CIF) dari sebelumnya Free on Board (FOB).

Kenapa skema pembelian batu bara ini harus diubah?

Luhut mengatakan, skema CIF ini perlu diterapkan agar semua beban pengiriman dan pengaturan logistik menjadi tanggung jawab pemasok batu bara, sehingga PLN bisa fokus ke bisnis inti untuk menyediakan listrik yang andal.

Luhut pun menegaskan, ke depannya PLN tidak diizinkan untuk membeli batu bara dari trader, melainkan harus dari produsen batu bara langsung.

"Kita benahi banyak betul ini nanti PLN tidak ada lagi FOB semua CIF, tidak ada lagi PLN trading dengan trader, jadi semua harus beli dari perusahaan," tegasnya kepada wartawan di kantornya, Senin (10/01/2022).

"Jadi biar nanti CIF, tidak perlu lagi PLN cari-cari (angkutan/ logistik)," ujarnya.

Penggunaan skema CIF adalah metode pembayaran di mana harga penawaran/harga jual sudah mencakup harga barang, ongkos angkut/ biaya kapal, dan juga premi asuransi. Artinya, harga barang sudah menjadi satu kesatuan dengan ongkos kirim dan juga biaya asuransi yang dibutuhkan. Akibatnya, ongkos angkut maupun premi asuransi sampai di pelabuhan tujuan menjadi tanggung jawab penjual, sehingga harga memang lebih mahal dibandingkan dengan skema FOB.

Dalam kasus transaksi batu bara ini berarti penjual batu bara lah yang bertanggung jawab memikirkan angkutan dan juga membayar ongkos angkut dan premi asuransi hingga pelabuhan tujuan yang diterima oleh pembangkit listrik PLN. Tapi, harga batu bara nantinya bisa lebih mahal dibandingkan metode FOB sebelumnya karena risiko akan menjadi tanggung jawab pemasok.

Seperti diketahui, salah satu penyebab krisis pasokan batu bara juga karena kendala logistik atau angkutan batu bara. Berdasarkan data PLN yang disampaikan kepada Kemenko Marves, total kebutuhan armada untuk mengangkut batu bara guna mencapai target stok batu bara sesuai level aman Hari Operasi (HOP) pada akhir Januari 2022 mencapai 130 pengangkutan kapal (vessel shipment) dan 771 tongkang shipment.

"Dari kekurangan armada sejumlah 18 vessel dan 211 tongkang, telah terpenuhi sejumlah 11 vessel dan 187 tongkang. Sisanya masih dalam proses nominasi dan seluruhnya digaransi ketersediaannya oleh INSA, sesuai waktu & lokasi yang telah ditentukan PLN," bunyi keterangan resmi Kemenko Marves, Senin (11/01/2022).

Dengan terpenuhinya tambahan pasokan batu bara dan armada angkut, maka langkah-langkah intervensi akan memberikan koreksi positif terhadap HOP yang semula dalam kondisi krisis menjadi minimal 15 HOP dan untuk daerah yang jauh dan kritis di atas 20 HOP.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Efek Ekspor Disetop: PLN Raup Tambahan Batu Bara 3,2 Juta Ton

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular