Luhut: Stok Batu Bara Pembangkit Listrik RI Menuju 25 Hari
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menjelaskan cadangan batu bara untuk pembangkit listrik PT PLN (Persero) kini sudah lebih aman.
Luhut menyebut, stok batu bara untuk pembangkit listrik dalam negeri kini sudah mengarah ke 25 hari.
Bahkan, kondisi ini membuat pemerintah memutuskan untuk membuka kembali keran ekspor batu bara secara bertahap.
"Sekarang yang pertama sudah semua baik, jumlah hari hari itu kita bertahap bisa 15 hari mengarah ke 25 hari untuk cadangan," kata Luhut kepada wartawan saat ditemui di Kantor Kemenko Marves, di Jakarta, Senin (10/1/2022).
Krisisnya batu bara untuk pembangkit listrik di dalam negeri ini memicu Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan kebijakan untuk melarang ekspor batu bara pada 1 Januari-31 Januari 2022.
Namun, Luhut menjelaskan bahwa pada malam ini, Senin (10/1/2022), ada belasan kapal yang telah diisi oleh batu bara sudah diverifikasi untuk melakukan ekspor, yang akan dilepas pada malam ini.
Keran ekspor selanjutnya dibuka secara bertahap mulai hari Rabu (12/1/2022) nanti.
"Nanti ada beberapa belas kapal yang diisi batu bara telah diverifikasi malam ini telah dilepas. Kemudian, nanti kapan mau dibuka ekspor bertahap dimulai Rabu," jelasnya.
Sebelumnya, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo menjelaskan sebagai strategi jangka pendek PLN untuk menghindari pemadaman, perseroan harus memastikan pasokan batu bara sebanyak 20 juta Metrik Ton (MT). Jumlah ini untuk membuat ketersediaan batu bara di pembangkit aman selama 20 hari operasi (HOP).
Dia menyebut, dari kebutuhan 20 juta ton stok batu bara tersebut, terdiri dari 10,7 juta ton kontrak existing dan 9,3 juta MT sebagai tambahan untuk meningkatkan ketersediaan batu bara ke level aman.
Hingga 5 Januari 2022 PLN menyebut sudah mendapatkan total kontrak 13,9 juta MT batu bara. Jumlah tersebut terdiri dari 10,7 juta MT kontrak existing PLN dan IPP, dan 3,2 juta MT kontrak tambahan. Tambahan pasokan ini akan masuk ke pembangkit PLN secara bertahap.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif sempat mengatakan setidaknya ada dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dalam keadaan darurat pasokan batu bara, yakni PLTU Suralaya 1 - 7 dan PLTU Jawa 7.
Keduanya memiliki kapasitas 5,4 Giga Watt dan mengancam terjadinya gangguan pasokan listrik atau power failure di wilayah Jawa - Madura - Bali (Jamali).
"Ini juga ada dua sumber power yang juga kritis saat ini yaitu Suralaya 1-7 sama Jawa 7. Nah dua-duanya ini berkapasitas [total] 5,4 GW dan dalam situasi merah. Nah merahnya kenapa, disebabkan karena pasokan DMO [Domestic Market Obligation] tidak memadai," jelas Arifin di kantor pusat PLN, Selasa (04/01/2022).
Hal ini menurutnya karena banyak produsen batu bara yang tidak disiplin dalam memenuhi ketentuan DMO 25% untuk kebutuhan PLN. Kecenderungan ini disebabkan karena tingginya harga batu bara global.
Direktur Jenderal Mineral dan Batu Bara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ridwan Djamaluddin mengatakan kebijakan penghentian ekspor batu bara ini harus diambil dan bersifat sementara guna menjaga keamanan dan stabilitas kelistrikan dan perekonomian nasional karena kritisnya pasokan batu bara untuk pembangkit listrik PLN.
Krisis batu bara ini mengancam pasokan listrik bagi 10 juta pelanggan PLN, mulai dari masyarakat umum hingga industri di Jawa, Madura, Bali (Jamali), maupun non Jamali.
Hampir 20 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan total daya sekitar 10.850 Mega Watt (MW) terancam padam bila pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tak kunjung dipasok oleh perusahaan batu bara.
(wia)