China Sampai Malaysia 'Kecanduan' Batu Bara RI, Ini Buktinya!
Jakarta, CNBC Indonesia - Kebijakan Pemerintah Indonesia untuk melarang ekspor batu bara sejak 1 Januari hingga 31 Januari 2022 telah mendatangkan protes setidaknya dari dua negara, yakni Jepang dan Korea Selatan.
Kedua negara tersebut mendesak agar Pemerintah Indonesia kembali segera membuka keran ekspor batu bara.
Permintaan kedua negara tersebut bisa dikatakan wajar karena mereka mengimpor batu bara dari Indonesia lebih dari 20 juta ton per tahunnya.
Berdasarkan data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020, Jepang dan Korea merupakan pasar ekspor batu bara terbesar ketiga dan keempat RI setelah China dan India.
Pada 2020, ekspor batu bara RI ke Jepang mencapai 26,97 juta ton atau 6,6% dari total ekspor batu bara RI sebesar 405,05 juta ton dan ekspor batu bara ke Korea Selatan sebesar 24,78 juta ton atau sekitar 6,1%.
Selain kedua negara tersebut, batu bara RI bisa dikatakan cukup laris di pasar internasional. Tak hanya di Asia Timur, negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand pun menjadi negara tujuan ekspor batu bara RI.
Bahkan, tak hanya di kawasan Asia Pasifik, pasar Eropa pun menjadi salah satu pasar batu bara RI.
Lantas, ke mana saja batu bara RI dikapalkan? Berikut data ekspor batu bara RI pada 2020, seperti dikutip dari Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020:
1. China: 127,79 juta ton.
2. India: 97,51 juta ton.
3. Jepang: 26,97 juta ton.
4. Korea Selatan: 24,78 juta ton.
5. Taiwan: 17 juta ton.
6. Hong Kong: 3,86 juta ton.
7. Malaysia: 26,19 juta ton.
8. Filipina: 27,48 juta ton.
9. Thailand: 16,88 juta ton.
10. Lainnya: 36,58 juta ton.
Perlu diketahui, pada 2019 dan sebelumnya, batu bara RI juga diekspor ke Spanyol. Pada 2019, tercatat ekspor batu bara RI ke Spanyol mencapai 1,17 juta ton, turun dari 2018 3,23 juta ton. Namun pada 2020 dilaporkan tidak ada lagi ekspor batu bar RI ke Spanyol.
(wia)