
Masalah Brompton Kini Ruwet: Stok Menumpuk, Logistik Mahal

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga sepeda Brompton di Indonesia sempat mencapai titik tertinggi pada awal masuk ke Tanah Air di awal pandemi. Kala itu, tren penggunaan Brompton sangat booming karena banyak pengguna yang baru mencoba.
Tingginya permintaan membuat harga sepeda ini melambung tinggi. Namun, "Saat ini masih ada, dibilang banyak sekali juga enggak. Ekspektasi yang diharapkan bisa sekitar hampir 3 ribuan (per bulan), ini belum sampai, lah. Setiap distributor ada forecast, hitung-hitungan kalau dulu bisa (terjual) 3 ribuan, sekarang jauh dari harapan," kata Ketua Asosiasi Pengusaha Sepeda Indonesia (Apsindo) Eko Wibowo Utomo, kepada CNBC Indonesia, Jumat (7/1/22).
Saat ini penurunan penjualan sangat terasa, namun ia tidak bisa memastikan berapa besar anjloknya karena data penjualan ada pada masing-masing penjual maupun distributor.
Ketika pasar tidak lagi bergeliat, pengusaha juga harus menghadapi tantangan lain, yakni tingginya biaya logistik. Eko mengungkapkan bahwa kenaikannya sudah tidak lagi wajar.
"Yang jadi masalah kenaikan freight, tinggi. Biasa US$1500 per 40 feet atau 1 kontainer, sekarang kena US$ 3400, dua kali lipat lebih, tinggi sekali. Itu pun terjadi hambatan, pengiriman harus nunggu juga. Masalah dari tahun lalu, sejak ada Covid juga."
Harga yang ada sudah bertahan sejak Desember hingga kini, namun angkanya fluktuatif atau berubah setiap bulannya.
Ia menjelaskan bahwa sepeda fullbike seperti MTB hanya muat 360 unit untuk 1 kontainer, sementara 400 unit sudah terlalu banyak. Sementara sepeda lipat seperti Brompton muat sekitar 600an unit lebih.
"Pasti ada margin yang dikurangi. Kalau harga sensitif ya mau nggak mau dikurangi. Mungkin berefek (pengurangan margin) 3%-5%," jelasnya.
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Booming Sudah Usai, Begini Harga Brompton Terkini di Pasaran!