
WHO: Ada Banyak Bukti Gejala Omicron Lebih Ringan

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan kini sudah ada lebih banyak bukti muncul yang menyatakan bahwa virus corona varian Omicron menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada varian sebelumnya.
Melansir Al Jazeera, Manajer Insiden WHO Abdi Mahamud mengatakan pada konferensi pers bahwa lebih banyak bukti muncul bahwa Omicron mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas, menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada jenis sebelumnya.
Namun, dia menambahkan bahwa penularan Omicron yang tinggi artinya varian akan menjadi dominan dalam beberapa minggu ke depan di banyak tempat. Ini tentu menimbulkan ancaman di negara-negara, di mana sebagian besar populasinya belum dan tidak divaksinasi.
Ditanya oleh perwakilan media di Jenewa tentang apakah vaksin khusus Omicron diperlukan, Mahamud mengatakan masih terlalu dini untuk mengatakannya. Namun ia menekankan bahwa keputusan tersebut memerlukan koordinasi global dan tidak boleh diserahkan kepada sektor komersial.
Menteri vaksin Inggris pada Selasa (4/1/2022) mengatakan pasien yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 secara luas menunjukkan gejala yang tidak terlalu parah daripada sebelumnya.
Di sisi lain, semenjak adanya omicron, India telah melaporkan jumlah infeksi Covid-19 tertinggi dalam 24 jam terakhir sejak awal September. Kini jumlah total infeksi menjadi 34,9 juta. Kematian meningkat 124 hingga mencapai total 482.017.
Salah satu orang yang baru terinfeksi adalah Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal, yang berbicara pada rapat umum pemilihan pada hari Senin tanpa mengenakan masker.
Kejriwal mengatakan dalam sebuah posting Twitter bahwa dia dikarantina di rumah dan mendesak mereka yang bertemu dengannya dalam beberapa hari terakhir untuk dites Covid-19.
Tidak hanya India, jumlah infeksi baru di Jepang telah meningkat di atas 1.000 kasus untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, menurut laporan kantor berita Jiji.
Jepang memang telah melihat lebih sedikit kasus dalam beberapa bulan terakhir, tetapi para ahli telah memperingatkan potensi gelombang keenam infeksi selama musim dingin akan terjadi di Negeri Sakura.
(tfa/tfa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Varian Baru Covid dari China Sudah Sampai Malaysia