Defisit APBN 2021 Menciut ke 4,65%, Duit Dari Mana Bu Menkeu?
Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2021 menyusut ke 4,65% terhadap produk domestik bruto (PDB) dari posisi 2020 yang sebesar 5,70% terhadap PDB. Capaian ini ditopang oleh penerimaan negara yang melampaui target.
Penerimaan negara 2021 diraup sebesar Rp 2.003,1 triliun atau 114,9% terhadap target, tumbuh 21,6%. Meliputi penerimaan pajak sebesar Rp 1.277,5 triliun (103,9%) tumbuh 19,2%, kepabeanan dan cukai Rp 269 triliun (125,1%), tumbuh 26,3% dan PNBP Rp 452 triliun (153,8%), tumbuh 31,5%.
"Pajak ini tumbuh 19,2%. Bayangkan tahun lalu terpukul, seluruh pembayar pajak tiarap di 19,6% kontraksi. Sekarang sudah cover Rp 1.227,5 triliun," ungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN Kita, Senin (3/1/2022)
Sementara itu belanja negara tumbuh 7,4% menjadi Rp 2.786,8 triliun (101,3%). Rinciannya adalah belanja pemerintah pusat Rp 2.001,1 triliun (102,4%) dan transfer ke daerah dan dana desa sebesar Rp 785,7 triliun (98,8%).
Kemenkeu mencatat keseimbangan primer defisit Rp 440,2 triliun (69,5%) atau lebih rendah dari tahun sebelumnya 30,5%.
Defisit anggaran 4,65% PDB setara dengan Rp 783,7 triliun, turun 17,3% dari tahun sebelumnya. Sementara SILPA ada Rp 84,9 triliun.
"Ini defisit jauh lebih baik dari estimasi November yang saya bilang 5,1%," pungkasnya.
(mij/mij)