Tahun Kedua Pandemi, Pertamina Tunjukkan Peningkatan Kinerja
Jakarta, CNBC Indonesia - Di tahun kedua pandemi, PT Pertamina (Persero) mampu meraih beberapa capaian besar yang sejalan dengan transformasi dan tren transisi energi dunia pada 2021. Beberapa capaian tersebut, yakni Go Sustainable, Go Green, Go Collaborative, Go Digital, Go Productive & Efficient dan Go Global.
Go Sustainable
Go Sustainable merupakan komitmen penuh Pertamina dalam penerapan aspek Environmental, Social & Governance (ESG) dalam menjalankan bisnisnya dan mendukung Sustainable Development Goals (SDGs).
Berdasarkan keterangan perusahaan, pada 2021 Pertamina berhasil menaikkan peringkat ESG rating secara signifikan menjadi medium risk dengan nilai 28,1 . Pertamina menempati posisi 15 dari 251 perusahaan dunia dan Percentile ketujuh di antara perusahaan migas global.
"Pertamina juga berkomitmen mengelola energi berkelanjutan dengan meningkatkan portfolio energi bersih sebesar 17 persen di tahun 2030 serta mengurangi emisi gas rumah kaca dari 27 persen menjadi 30 persen di tahun 2030. Pertamina juga terus menyalurkan energi ramah lingkungan ke wilayah pedesaan melalui Pertashop hingga mampu membangun 3.218 outlet sebagai garda penyaluran BBM ramah lingkungan di pedesaan," tulis keterangan resmi Pertamina, Senin (3/1/2021).
Tahun lalu Pertamina juga berhasil menuntaskan penugasan Pemerintah dalam BBM 1 Harga di wilayah 3T dengan berhasil membangun 321 BBM 1 Harga. Di sisi lingkungan hidup, Pertamina berkomitmen mewujudkan keberlanjutan kehidupan flora dan fauna langka.
Pertamina berhasil melestarikan 87 spesies hewan endemik, konservasi 52 jenis tumbuhan endemik dan konservasi berbagai jenis mangrove di 28 wilayah operasi Pertamina.
Go Green
Go Green merupakan komitmen Pertamina menjalankan program strategis transisi energi untuk mewujudkan energi ramah lingkungan berbasis EBT melalui 8 inisiatif. Pertama, meningkatkan kapasitas pembangkit geothermal dari 672 MW pada 2020 menjadi 1.128 MW pada 2026.
Kedua, memulai inisiatif pemanfaatan green hydrogen di Indonesia yang akan menggunakan listrik dari lapangan panas bumi Pertamina. Ketiga, berpartisipasi dalam JV Indonesian battery company dengan memproduksi baterai 140 GWh pada 2029 dan mengembangkan ekosistem baterai EV termasuk swapping dan charging business.
Keempat, meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit EBT dari 1,9 MW di tahun 2021 menjadi 10 Gigawatt (GW) di tahun 2026.
Kelima, melakukan gasifikasi 1.000 kilo tonnes per annum (KTPA) melalui pembangunan pabrik metanol yang rencana on stream pada 2025 serta pengembangan DME dengan kapasitas 5.200 KTPA. Keenam, membangun green refinery atau kilang ramah lingkungan yang menghasilkan produk-produk energi hijau berbasis kelapa sawit.
Ketujuh, pengembangan bioenergy hingga tahun 2026 terdiri dari biomassa atau biogas sebesar 153 MW, bio blending gasoil & gasoline, dan minyak mentah nabati dari alga dan etanol 1.000 KTPA dengan target on stream pada 2025. Kedelapan, menerapkan circular carbon economy di beberapa daerah dengan melakukan recycle untuk biomass dan biogas, reduce lewat solar PV, EV, LNG bunkering, serta reuse melalui CO2 untuk EOR dan methanol.
Go Collaborative
Go Collaborative merupakan upaya dan komitmen Pertamina sebagai penyediaan energi dengan berbagai perusahaan migas global. Pertamina juga melakukan sinergi BUMN dengan PLN untuk penyediaan pasokan dan pembangunan infrastruktur LNG di 56 lokasi.
Kolaborasi dengan BUMD juga dilakukan Pertamina untuk meningkatkan pemanfaatan gas bumi dengan potensi 80.000 sambungan untuk DKI Jakarta dan 31.800 sambungan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pertamina juga telah menjalankan 255 kontrak/proyek dengan TKDN mencapai 69.6 persen, serta berkolaborasi dengan masyarakat mendukung 250 UMKM untuk go digital dan global melalui Pertamina SMEXPO 2021.
"Sepanjang dua tahun ini, Pertamina menjadi garda terdepan membantu masyarakat menghadapi Covid-19 dengan membangun 7 Rumah Sakit Khusus Covid-19 dengan kapasitas 1.200 bed serta menyalurkan berbagai bantuan nilai mencapai Rp 2,1 triliun," tambah manajemen Pertamina.
Go Digital
Sepanjang 2021, Pertamina telah berhasil membangun dan mengoperasikan Pertamina Integrated Command Center (PICC). Di hulu, telah terbangun Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC) sehingga mampu menurunkan potensi kehilangan produksi di Blok Rokan secara signifikan dengan nilai manfaat lebih dari US$ 200 juta.
Pertamina juga menjadi perusahaan energi pertama di Asia yang menggunakan teknologi Enhanced Full Tensor Gradiometry (eFTG), sehingga berhasil melakukan survey migas di Cekungan Bintuni dan Salawati, Papua Barat dengan luas area 45 ribu km persegi.
Digitalisasi di kilang dilakukan melalui program Predictive Maintenance Online (PMO). Pertamina juga telah berhasil melakukan digitalisasi dalam pengelolaan perkapalan sehingga bisa dimonitor secara langsung.
Go Global
Pertamina menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk Fortune Global 500 di urutan 287 pada 2021. Pertamina meraih tak kurang dari 250 penghargaan dalam skala global maupun nasional.
Di sisi hulu, Pertamina telah melebarkan sayapnya di 13 negara mulai Aljazair hingga Venezuela. Lapangan migas di mancanegara berkontribusi 49,9 juta barel dengan nilai US$ 2,8 miliar yang dikirimkan ke Indonesia.
Di hilir, Pertamina telah berhasil melakukan ekspor produk unggulan avtur dan pelumas. Layanan avtur Pertamina telah tersedia di 128 lokasi di 47 negara. Sedangkan produk pelumas Pertamina telah diekspor ke 14 negara dengan pasar terbesar di Asia, Afrika dan Australia. Terbaru, Pertamina juga telah berhasil melakukan Global Branding melalui pembangunan Pertamina Mandalika International Street Circuit.
(rah/rah)