
Sawit Terus Diganggu Eropa, RI Geram Mau Ngadu ke WTO

Jakarta, CNBC Indonesia - Akses pasar sawit Indonesia masih terus diwarnai hambatan isu tak sedap seperti deforestasi dan diskriminasi perdagangan. Pihak yang paling keras menghambat produk penghasil devisa dan lapangan kerja Indonesia ini adalah Uni Eropa.
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengungkapkan, terdapat dua masalah utama yang menyebabkan sawit Indonesia didiskriminasi dari Eropa. Pertama, masalah sawit yang diikutkan di dalam sidang Global Border Carbon Adjustment
"Jadi ini merupakan sesuatu yang menurut saya adalah diskriminasi yang kita akan bawa ke WTO (World Trade Organization)," ujar Lutfi kepada CNBC Indonesia beberapa waktu yang lalu.
Kedua, Inggris raya dan Uni Eropa membuat aturan baru atas uji tuntas atau due diligence untuk deforestasi. Menurut Lutfi, ini merupakan sesuatu yang terlalu ugal-ugalan dikerjakan, terutama oleh Uni Eropa.
"Kami sudah berbicara dan berkomunikasi dengan duta besar mereka di Jakarta dan saya sudah menjanjikan ini adalah suatu diskriminasi yang luar biasa, dan kita merasa tidak terima dan kita akan bawa ini ke disebut Dispute Settlement Body di WTO," tutur Lutfi.
Selain itu, Lutfi menjelaskan, meskipun permasalahan diskriminasi sawit ini belum menjadi hukum baru atau menjadi rancangan undang-undang, serta akan memakan waktu dan menjadi lebih serius pada pertengahan 2022, pihaknya melalui negosiator Kemendag sudah mempersiapkan hal ini untuk dibawa ke WTO
"Jadi kita ini adalah bangsa yang berdasarkan hukum dan kita akan menyelesaikan permasalahan tersebut dengan dignity, dengan suatu kebesaran dan berbasiskan dengan hukum, jadi kita akan bawa ini di Dispute Settlement Body di Jenewa," pungkas Lutfi.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Terbaru! Ekspor CPO Lagi Dievaluasi, Bakal Dibuka Nih?