Soal Dekarbonisasi, Ini Dampaknya Bagi Bisnis Perkapalan!

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Selasa, 28/12/2021 14:55 WIB
Foto: Kapal MT Sanggau, kapal milik Pertamina International Shipping Pte Ltd (PISPL) yang disewakan ke Petco Trading Labuan Company Limited (PTLCL), anak usaha Petronas Group. (Doc PT Pertamina International Shipping (PIS))

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Investasi atau Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat dalam setahun terakhir ini isu mengenai pengurangan emisi atau dekarbonisasi ramai dibicarakan. Isu dekarbonisasi diyakini akan mengubah pola bisnis dari industri pengiriman dan jasa perkapalan.

Staf Ahli Bidang Ekonomi Makro Kementerian Investasi, Indra Darmawan menyampaikan, bahwa saat ini seluruh dunia memang semarak membahas mengenai pengurangan emisi karbon untuk mencapai net zero emission atau netral karbon di tahun 2060.


Dekarbonisasi ini, tentunya akan mengubah pola bisnis di seluruh industri khususnya industri shipping. "Mau tidak mau akan memberikan dampak bagi semua sektor untuk industri shipping juga demikian," terang Indra dalam Webinar, Selasa (28/12/2021).

Salah satu yang akan memberikan dampak pada sektor pengiriman ini adalah bagaimana cara menghitung emisi dalam mengangkut barang tersebut. Misalnya saat ini yang sedang dibahas adalah mengenai perhitungan harga angkut barang yang menggunakan energi ramah lingkungan.

"Misalnya mengangkut barang dari China yang menggunakan komponen dari Korea untuk costumer di Amerika. Dengan menggunakan energi ramah lingkungan, itu menghitungnya agak sulit," terang Indra.

Adapun saat ini, industri pengiriman juga tengah melakukan lobi-lobi supaya harga pengiriman barang dengan menggunakan renewable energi ini bisa diatur dengan lebih bijaksana.

Yang jelas, kata Indra, cepat atau lambat, isu dekarbonisasi ini akan merambah ke sektor shipping ini. "Bisa berupa pengurangan bahan bakar yang kotor menjadi lebih bersih. Bisa juga efisien energi dan juga efisiensi perusahaan, kira-kira begitu," terang Indra.

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS), Erry Widiastono menyampaikan, tak hanya PIS, seluruh pelaku bisnis logistik khususnya migas memang menuntut adanya perubahan khususnya untuk mengubah menuju porsi energi baru dan terbarukan.

"Di mana, kebutuhan hydro karbon baik fuel dan gas akan berkurang secara proprosi. Kita yakin renewable energy ini suatu keniscayaan namun transfer dari hydro kabron ke renewable energy suka tidak suka itu tetap terjadi. di situ lah kita tetap menjadikan sebuah peluang yang kita siap tangkap bersama," terang Erry, Senin (28/12/2021).


(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Ketegangan Geopolitik Picu Lonjakan Biaya Logistik