Media Israel Soroti Keakraban Erdogan & Pemimpin Agama Yahudi
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan melakukan pertemuan dengan delegasi pemimpin Yahudi di Turki, tengah pekan ini. Erdogan bertemu dengan para rabi Turki serta anggota aliansi rabi di negara-negara Islam.
Pada kesempatan itu, Erdogan mengatakan bahwa hubungan dengan Israel penting untuk keamanan dan stabilitas kawasan. Ia juga optimis tentang potensi untuk meningkatkan hubungan antar kedua negara.
"Hubungan Turki-Israel sangat penting untuk keamanan dan stabilitas kawasan. Kami siap untuk meningkatkan hubungan kami," kata Erdogan, sebagaimana dikutip dari The Time of Israel, Minggu (26/12/2021).
Erdogan berbicara menentang rasisme, antisemitisme, dan intoleransi terhadap orang-orang dari agama yang berbeda. Ia menyebut bahwa antisemitisme dan permusuhan terhadap Islam sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan.
"Hubungan kami dengan Israel di bidang ekonomi, perdagangan, dan pariwisata berkembang dengan caranya sendiri," kata dia, meski ada perbedaan dengan Israel atas kebijakannya terhadap Palestina.
Erdogan juga menyambut baik dialog baru-baru ini dengan Presiden Isaac Herzog dan Perdana Menteri Naftali Bennett, sambil mengatakan upaya Israel untuk memajukan perdamaian dengan Palestina.
Ia juga mengaku terbuka untuk meningkatkan hubungan terhadap Israel, tetapi negara itu harus terlebih dahulu menampilkan kebijakan yang lebih sensitif terhadap Palestina. Menurut Erdogan, hubungan yang lebih baik antara Turki dan Israel akan menguntungkan bagi perdamaian di kawasan yang lebih luas.
Diketahui, setelah hubungan antara Israel dan Turki memburuk selama masa jabatan Erdogan. Ia menjadi kritikus keras terhadap kebijakan Israel terhadap Palestina.
Di sisi lain, Israel kecewa dengan hubungan antara Erdogan dan Hamas, kelompok teror yang mengontrol Jalur Gaza. Turki menarik duta besarnya pada 2010 setelah pasukan Israel menyerbu armada menuju Gaza yang membawa bantuan kemanusiaan bagi Palestina yang melanggar blokade Israel.
Meskipun sebagian besar kapal yang berpartisipasi naik tanpa insiden, mereka yang berada di kapal feri Turki dengan keras menentang tindakan Israel yang mengakibatkan kematian sembilan aktivis Turki.
Adapun pada 2018 hubungan kedua negara juga memburuk setelah Turki marah dengan AS yang memindahkan kedutaannya ke Yerusalem. Sehingga Turki menarik duta besarnya dari Israel dan mendorong Israel untuk membalas.
Sementara itu, hubungan kedua negara kembali membaik atas peran pemimpin Turki dalam pembebasan pasangan Israel yang ditangkap di Istanbul akibat dicurigai sebagai mata-mata.
Langkah-langkah menuju pemulihan hubungan dengan Israel datang ketika Turki berusaha untuk mengakhiri isolasi internasionalnya dengan menormalkan hubungannya yang bermasalah terhadap beberapa negara di kawasan itu, termasuk Mesir, Uni Emirat Arab, dan Arab Saudi.
(miq/miq)