Bukan AS Bukan Rusia, China Punya 'Musuh Besar dalam Selimut'
Jakarta, CNBC Indonesia - Seluruh provinsi di China secara serentak menyatakan komitmen mereka untuk melawan korupsi di negara itu. Hal ini dilakukan karena korupsi sudah menambah beban baru bagi utang pemerintah.
Dalam laporan terbarunya, seluruh provinsi diharap melihat dampak korupsi yang terjadi di Provinsi Jiangsu. Salah satu provinsi terkaya itu mengalami skandal korupsi di mana tiga pejabat daerah itu meminta fee atas peran menjadi perantara dalam mencairkan pinjaman daerah atau LGFV.
Salah satu pejabat yang terlibat adalah Wakil Direktur Komisi Pembangunan dan Reformasi Provinsi, Qi Biao. Ini menjadi pukulan telak bagi negeri itu di tengah gaung anti korupsi yang dikampanyekan Xi Jinping.
"Qi dihukum karena menggunakan kekuasaan dan posisi pengaruh untuk bertindak sebagai perantara untuk LGFV," ujar laporan itu dikutip South China Morning Post, Jumat (24/12/2021).
"Ia menerima sejumlah besar properti dengan membebankan biaya perantara melalui link perantara dan mendorong naiknya utang pemerintah daerah."
Tak hanya di Jiangsu, wilayah Dushan di provinsi selatan Guizhou juga mengalami hal yang sama. Bahkan, wilayah itu telah memiliki rasio utang tertinggi di antara pemerintah provinsi di China.
Pemerintah Dushan telah mengumpulkan utang senilai 40 miliar yuan pada 2019 sementara pendapatan fiskal tahunannya kurang dari 1 miliar yuan. Publikasi resmi Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (CCDI) menyalahkan kekacauan keuangan pada pemimpin Partai Komunis lokal dari 2010 hingga 2019, Pan Zhili.
Utang yang diterbitkan LGFV sendiri menjadi salah satu target utama upaya pengurangan utang pemerintah pusat di Beijing. Kepala ekonom China di Nomura, Lu Ting, memperkirakan bahwa utang itu mencapai 45 triliun yuan pada akhir 2020. Ini merupakan 44% dari total PDB China.
Sementara itu, kemampuan pemerintah daerah untuk melunasi utang mereka telah menjadi perhatian lama di antara para pembuat kebijakan China. Hal ini diperparah dengan adanya pandemi virus corona yang memperburuk kondisi keuangan.
(tps)