Booster Vaksin Jadi Senjata Manusia Lawan Omicron!

Lalu Rahardian, CNBC Indonesia
22 December 2021 20:58
Infografis: Ini Cara Menkes Cegah Varian Omicron Menyebar di RI
Foto: Infografis/Ini Cara Menkes Cegah Varian Omicron Menyebar di RI/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Omicron kini telah menjadi varian Covid-19 yang dominan di Amerika Serikat. Varian ini tercatat ada pada 73% kasus Covid-19 di AS, dan menyebabkan adanya lonjakan kasus harian hingga 250 ribu lebih per hari di Negara Paman Sam.

Penyebaran Omicron beserta dampak sampingan yang menyertainya dapat diatasi dengan berbagai cara, salah satunya melalui suntikan booster vaksin. Keampuhan booster vaksin untuk membantu manusia terhindar dari Omicron telah disampaikan banyak pihak, salah satunya Moderna salah satu produsen vaksin Covid-19.

Pada Senin (20/12/2021) lalu, Moderna mengumumkan hasil penelitian awal mereka bahwa booster vaksin mampu meningkatkan antibodi secara signifikan untuk menangkal Omicron. Pengumuman serupa juga sudah disampaikan Pfizer di awal Desember 2021.

Lantas, seberapa besar tambahan proteksi dan antibodi yang akan diberikan booster vaksin terhadap manusia untuk menangkal Omicron?

Menurut Ahli Virologi dan Profesor dari Universitas Columbia Dr David Ho, proteksi yang dimiliki manusia agar terhindar dari efek samping yang dibawa Omicron bisa meningkat hingga 85%. Tambahan perlindungan ini membuat manusia bisa semakin terhindar dari potensi mengalami penyakit turunan dan dirawat di fasilitas kesehatan karena Omicron.

"Perlindungan sebenarnya yang dibawa (booster) vaksin adalah peningkatan kemampuan kita melawan penyakit, bukan melawan penyebaran atau infeksi," kata David Ho dikutip dari CNBC International, Rabu (22/12/2021).

David Ho berkata, Omicron terbukti dua kali lebih cepat menyebar dan menginfeksi manusia. Pada studi terbarunya, dia menemukan fakta bahwa varian baru ini memiliki tingkat resistensi tinggi terhadap antibodi pada orang yang sudah divaksin penuh namun belum mendapat booster.

"Omicron akan menembus populasi. Akan tetapi, orang yang sudah divaksinasi dan mendapat booster kemungkinan akan baik-baik saja, bahkan jika terinfeksi varian ini. Kemudian, orang yang divaksinasi dan belum mendapat booster mungkin akan mengalami dampak yang sedikit lebih buruk. Saya hanya takut pada kemungkinan dampak pada orang yang belum divaksin sama sekali," katanya.

David Ho juga berkata, booster vaksin yang diberikan untuk menangkal Omicron baiknya adalah suntikan dengan jenis mRNA. Dengan vaksin mRNA, manusia disebutnya akan mendapat perlindungan total sekitar 2-3 pekan pasca disuntik booster. Akan tetapi, tambahan antibodi tersebut dipastikan berkurang seiring berjalannya waktu.

Karena alasan tersebut, maka manusia diprediksi memerlukan suntikan booster lanjutan pasca mendapat vaksin dosis ketiga. Pendapat tersebut senada dengan apa yang disampaikan CEO Pfizer Albert Bourla kepada CNBC pada awal Desember 2021.

"Pengurangan tambahan antibodi yang terlihat sejauh ini (setelah seseorang disuntik vaksin dua dosis), adalah setengah level dalam kurun dua bulan," ujarnya.

David Ho berkata, manusia yang sudah divaksin dosis lengkap kemungkinan tidak akan mendapat hasil positif dari tes Covid-19 yang dilakukan dalam kurun 3 hari setelah terpapar. Waktu untuk mendeteksi keberadaan Omicron di dalam tubuh manusia diperkirakan memakan waktu 5-7 hari.

Sebagai catatan, pengidap Covid-19 yang terpapar Omicron berpotensi mengalami efek samping yang berbeda dibanding varian-varian sebelumnya. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS menyebut, gejala umum pengidap Covid-19 varian Omicron adalah pilek, bersin, sakit tenggorokan, dan/atau nyeri di beberapa bagian tubuh.

CDC telah merekomendasikan agar penderita flu dan pilek untuk melakukan tes Covid-19 demi mengantisipasi kemungkinan terburuk yang bisa terjadi. Tes juga disarankan dilakukan orang yang melakukan kontak erat dengan penderita Covid-19.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Varian Baru Covid dari China Sudah Sampai Malaysia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular