Ada 'Kembaran' LPG, Proyek Jargas PGN Tetap Jalan
Jakarta, CNBC Indonesia - Subholding gas PT Pertamina (Persero) yakni PT PGN Tbk (PGAS) bersiap mengikuti arahan pemerintah berkenaan dengan subtitusi LPG menjadi dimethyl ether (DME). Hal ini sebagai upaya membantu pemerintah menekan impor LPG.
Direktur Utama PGN, Muhamad Haryo Yunianto menyampaikan, bahwa dalam memberikan penugasan, pemerintah pasti melihat yang paling penting adalah memberikan layanan kepada masyarakat.
"Kami mengikuti nantinya, apakah pemerintah mengarahkan ke kompor listrik, mengarahkan DME atau mengarahkan ke jaringan gas rumah tangga, saya yakin 10 tahun ke depan ketiganya bisa jalan," jelas Haryo dalam Energy Corner CNBC Indonesia, Senin (20/12/2021).
Meski ke depan PGN ditugaskan untuk mensubstitusiĀ LPG ke DME, PGN tetap akan melanjutkan penyaluran jaringan gas (jargas) Rumah Tangga. Yang terang dalam penyaluran jarga ini terdapat tantangan yang besar yang mana masih ada kota atau daerah yang belum terpasang transmisi gas.
Maka dari itu, kata Haryo, pihaknya harus menyiapkan strategi penyaluran gas di luar kebiasaannya, di mana yang selama ini disalurkan melalui pipa gas, kini mulai perlahan menyalurkan Liquefied Natural Gas (LNG) dan Compressed Natural Gas (CNG).
Dengan begitu, sesuai dengan rencana kerja dan anggaran perusahaan (RKAP) maka pada 2024-2025, instalasi jargas dapat mencapai 4 juta sambungan rumah tangga. Adapun saat ini, PGN sedang berkolaborasi untuk penataan infrastruktur layanan gas di bisnisnya.
Untuk diketahui, demi menekan impor LPG, pemerintah mendorong hilirisasi batubara. Kelak, batu bara kalori rendah akan diolah melalui proses gasifikasi menjadi DME yang bisa digunakan untuk substitusi LPG. Bila LPG yang ada saat ini merupakan berbasis minyak bumi, maka DME ini berbasis batu bara.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, berdasarkan rencana saat ini, nantinya DME akan disalurkan sama seperti LPG dalam bentuk tabung.
Selain opsi didistribusikan sama persis dengan LPG, namun menurutnya ada juga opsi mencampur DME dengan LPG. Namun dia berpandangan, akan lebih mudah dalam pelaksanaannya jika DME disalurkan sendiri secara terpisah, tanpa dilakukan pencampuran dengan LPG.
Menteri Investasi/ Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia juga sebelumnya, menyebut Indonesia telah meraih komitmen investasi sekitar US$ 13 miliar-US$ 15 miliar atau sekitar Rp 185 triliun sampai Rp 213 triliun (asumsi kurs Rp 14.200 per US$) dari Air Products and Chemicals Inc (APCI).
Komitmen investasi Air Products ini tak lain untuk proyek hilirisasi pertambangan batu bara yang akan mengolah batu bara berkalori rendah menjadi DME, methanol atau produk kimia lainnya untuk menggantikan LPG.
Hal ini tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani antara BKPM dan APCI pada pekan lalu, Kamis (04/11/2021) di Dubai, UEA, dan disaksikan langsung oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).
(pgr/pgr)