IMF: Krisis Sudah Lewat Tapi Bekas Lukanya Mengkhawatirkan

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Jumat, 10/12/2021 10:45 WIB
Foto: Logo Dana Moneter Internasional (IMF) (REUTERS/Yuri Gripas)

Bali, CNBC Indonesia - International Monetary Fund (IMF) mengungkapkan ekonomi global saat ini masih dihadapkan dengan ketidakpastian, di tengah berkembangnya mutasi baru varian virus corona atau Covid-19 dan adanya disrupsi rantai pasok atau supply chain disruption.

Direktur Pertama Pelaksana IMF Geoffrey Okamoto menjelaskan, review pertumbuhan ekonomi terbaru telah dirilis pada Oktober 2021 dengan perkiraan mencapai 5.9% dan akan turun menjadi 4,9% pada tahun depan.


Okamoto mengungkapkan, koreksi pertumbuhan ekonomi global tersebut merupakan dampak dari melemahnya pertumbuhan ekonomi global pada Kuartal III-2021 dari melemahnya kinerja ekonomi akibat pandemi Covid-19.

"Jadi ini merupakan cerminan dari melemahnya momentum dalam penyebaran virus yang terus berlanjut serta gangguan pasokan tambahan," jelas Okamoto dalam video conference, Jumat (12/10/2021).

"Dan krisis ini kemungkinan akan memiliki bekas luka yang bertahan lama pada ekonomi dan kelompok yang rentan," ujarnya lagi.

Oleh karena itu, ia mengingatkan bahwa global masih dihadapkan pada ketidakpastian terlebih akibat munculnya varian baru Omicron yang telah menyebar ke berbagai negara berpotensi menghambat pemulihan ekonomi di masa mendatang.

Virus Omicron, kata Okamoto telah meningkatkan ketidakpastian tentang jalur atau penyebaran virus Covid-19 yang lebih agresif. Sehingga dapat membenahi geliat aktivitas ekonomi di masa depan.

Indonesia sebagai tuan rumah pelaksanaan Presidensi G20, Okatomo mengapresiasi bahwa telah mengambil tema 'recover together recover stronger' merupakan momen yang tepat untuk berbicara bagaimana kita pulih bersama dan pulih lebih kuat.

"Pandemi telah menunjukkan bahwa kita terhubung dengan cara yang tidak sepenuhnya kita pahami atau hargai di masa lalu, itu telah sepenuhnya terbuka bagi dunia untuk diperiksa dan dipahami sekarang," tuturnya.


(cap/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: AMRO Ungkap Risiko Pembengkakan Rasio Utang RI Terhadap PDB