Nikel Kadar Rendah Numpuk, Smelter Domestik Tak Bisa Tampung?

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
Rabu, 08/12/2021 19:07 WIB
Foto: REUTERS/Yusuf Ahmad

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah telah melarang ekspor bijih nikel kadar rendah sejak 1 Januari 2020 lalu. Akan tetapi hingga kini masih belum banyak smelter yang bisa menyerap nikel dengan kadar di bawah 1,7% ini.

Erkwan Kangdra, Direktur Operasional PT Trinitan Metals & Minerals Tbk (PURE), mengatakan untuk bijih nikel kadar tinggi, sudah banyak smelter domestik yang bisa menyerap. Namun untuk bijih kadar rendah, menurutnya belum banyak pemainnya.

Hal ini dikarenakan untuk mengolah bijih nikel kadar rendah, teknologi yang digunakan berbeda dan cukup mahal hingga mencapai belasan triliun rupiah.


"Ore (bijih nikel) (kadar) tinggi sudah banyak pemain. Fokus pengolahan kadar rendah teknologi yang di-introduce itu cukup mahal," ungkapnya dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Rabu (08/12/2021).

Demi menyerap bijih nikel kadar rendah ini, pihaknya mencoba menawarkan teknologi yang diharapkan akan bisa lebih kompetitif. Pihaknya mencoba membangun teknologi yang cocok dengan kondisi dan lokasi topografi Indonesia.

"Kita introduce proses bisa bangun secara bertahap dan dalam bentuk modul sesuai kondisi tambang yang kita olah," lanjutnya.

Lalu benarkah saat ini terjadi penumpukan bijih nikel kadar rendah? Menurutnya jika ditanya soal penumpukan, memang kondisi objektifnya saat ini terjadi penumpukan.

"Sebagian besar waktu diolah saja di pengolahan nikel kadar tinggi, bagian kadar rendah ditumpuk dan dibuang," tuturnya.

Lebih lanjut dia mengatakan saat ini sudah ada beberapa komitmen pembangunan modular STAL dan lebih dari 30 line telah disiapkan. Berdasarkan uji kelayakan atau feasibility study (FS) yang dilakukan dia sebut ini bakal menarik.

"Saat ini komitmen untuk line sudah lebih dari 30 kan, dibangun di mana tiap line ekuivalen ke 1.800 nikel," ujarnya.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Polemik Tambang Nikel Raja Ampat, Bahlil Ungkap "Titah" Prabowo