Intip Banjir Rob di Muara Angke & Sunda Kelapa Jakarta Utara
Warga melewati genangan air yang membanjiri kawasan Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara, Rabu (7/12/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
BMKG melalui Stasiun Meteorologi Maritim Klas I Tanjung Priok Jakarta mengeluarkan peringatan dini adanya banjir rob di pesisir Jakarta Utara. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Masyarakat yang tinggal di pesisir Jakarta Utara diimbau mewaspadai fenomena pasang maksimum air laut. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Hari ini banjir rob kembali menggenangi wilayah Jakarta Utara salah satunya di kawasan Muara Angke. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Menurut petugas kepolisian, saat datang jam 10 pagi, kawasan ini telah digenangi banjir rob setinggi mata kaki. Kemudian pada pukul 11.00 wib air mulai naik. Kondisi di pelabuhan Kali Adem terlihat air laut naik ke permukaan dan membanjir kawasan tersebut. Aktivitas di Pelabuhan Kali Adem juga terhenti, warung-warung di pinggir laut tutup dan hanya ada beberapa kapal yang tiba di pelabuhan ini. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Banjir rob juga dimanfaatkan oleh sejumlah anak-anak untuk bermain air. Anak-anak tersebut tampak berenang walaupun genangan air banyak sampah yang terapung. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sebelumnya pada 27 Juli 2021 lalu, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebut DKI Jakarta terancam tenggelam 10 tahun lagi. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Hal ini dia sampaikan saat berbicara mengenai perubahan iklim dalam pidatonya di Kantor Direktur Intelijen Nasional AS. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Kepala Enviromental Engineering, Universitas Airlangga, Dr. Eko Prasetyo Kuncoro, ST., DEA., mengatakan fenomena pemanasan global terjadi menjadi penyebab ahli dan ilmuan serta akademisi memprediksi DKI Jakarta dan 112 kota di Jawa bagian utara bakal tenggelam pada 2030. Sementara terkait pantai utara Jawa yang terancam tenggelam, dia mengatakan tidak hanya disebabkan dari naiknya air laut, tapi pemakaian air tanah yang memicu penurunan muka tanah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
