Gegara Omicron, WHO 'Ramal' Pandemi Corona Berlanjut di 2022
Jakarta, CNBC Indonesia - Kemunculan varian baru virus corona B.1.1.529 atau varian Omicron menjadi perhatian banyak negara. Kondisi tersebut menandakan bahwa pandemi belum berakhir.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan perkiraan teranyar mengenai pandemi Covid-19 di tahun depan. WHO menyebut menyatakan pandemi akan terus berlanjut hingga tahun 2022 mendatang.
Mengutip BBC International, dr. Bruce Aylward, salah seorang petinggi di WHO, mengatakan hal itu disebabkan oleh kesenjangan angka vaksinasi di dunia. Banyak negara maju di dunia telah menembus angka vaksinasi lebih dari 50%, sementara Afrika kurang dari 5%.
"Kami benar-benar perlu mempercepatnya atau Anda tahu? Pandemi ini akan berlangsung selama satu tahun lebih lama dari yang seharusnya," ujar Bruce.
WHO sendiri menggunakan platform Covax untuk menyalurkan vaksin kepada negara-negara berpenghasilan rendah yang tidak memiliki vaksin yang cukup. Namun platform itu juga nyatanya dimanfaatkan negara maju seperti Inggris dan Kanada untuk memperoleh vaksin bagi warganya.
Angka resmi menunjukkan awal tahun ini Inggris menerima 539.370 dosis Pfizer, sementara Kanada mengambil tak sampai satu juta dosis AstraZeneca dengan platform tersebut. Padahal, angka vaksinasi kedua negara sudah cukup baik.
"Mereka seharusnya tidak mendapatkan dosis dari Covax," kata Penasihat Kesehatan Global dari lembaga distribusi vaksin Oxfam, yaitu Rohit Malpani.
Mengutip data Worldometers, dari awal pandemi hingga kini, ada 242.834.042 kasus Covid-19 di dunia dengan 4.938.241 kematian. Terdapat 220.118.707 warga bumi yang sembuh dari penyakit itu.
Dari total kasus, sejumlah negara menempati posisi teratas jumlah penderita Covid terbanyak, yakni AS, India, Brasil, Inggris, Rusia, dan Turki. Covid-19 sendiri ditemukan pertama kali di Wuhan, China, akhir tahun 2019.
(miq/miq)