Nasib MRT Ujung Menteng-Kalideres Sampai Mana? Ini Updatenya

Emir Yanwardhana, CNBC Indonesia
30 November 2021 17:20
Foto aerial pembangunan Stasiun Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus, Jakarta, Jumat (29/12/2017). Pekerjaan konstruksi mass rapid transit (MRT) Jakarta fase I Lebak Bulus-Bundaran HI ditargetkan mencapai 90,14 persen pada akhir 2017. 
MRT Jakarta fase I direncanakan beroperasi pada Maret 2019, Uji cobanya dimulai pada Agustus 2018 di Depo Lebak Bulus.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman

Jakarta, CNBC Indonesia - Pembiayaan proyek MRT Jakarta fase 3 Ujung Menteng-Kali Deres bakal menggunakan banyak sumber pembiayaan. Hal ini karena jalur MRT fase 3 lebih panjang dari fase 1.

Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar, mengatakan pihaknya sudah melakukan berbagai upaya dalam pelaksanaan fase 3, bahkan sudah bicara dengan sejumlah potensial partner dan menyatakan minatnya untuk berkontribusi pendanaan proyek ini.

"Itu ada Japan International Cooperation Agency (JICA), Asian Development Bank (ADB) dan Asian Infrastructure Investment Bank, dan pemerintah Inggris," kata William dalam Forum Jurnalis MRT, Selasa (30/11/2021).

William juga menjelaskan progres pembangunan MRT fase 3 dari Kalideres - Ujung Menteng dalam proses basic engineering design yang sedang dikerjakan Kementerian Perhubungan. Selain itu pihaknya juga melakukan penjajakan dengan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah DKI Jakarta untuk pengadaan lahan depo di kawasan Pulo Gadung.

"Jadi paket di sektor Barat dan Timur kita tawarkan untuk melakukan MoU, dan menawarkan sebuah mekanisme pengadaan lahan depo secara B2B dengan Tod," katanya.

William menjelaskan mekanisme pengadaan atau procurement akan diserahkan kepada pemerintah, tapi pihaknya siap mendorong percepatan MRT fase 3 East - West dan siap bekerja sama dengan pemerintah daerah seperti Pemprov Jabar dan Banten untuk pembangunan fase luar Jakarta.

Untuk diketahui MRT Fase 3 dari Kalideres - Ujung Menteng ini memiliki panjang mencapai 31 km. diperkirakan dana yang dibutuhkan untuk proyek ini mencapai US$ 4 miliar atau setara Rp 56 triliun (asumsi kurs Rp 14.000/US$).

"Model konsorsium melibatkan berbagai mitra pendanaan kalo jalur panjangnya 31 km dalam Jakarta, sementara totalnya mencapai 87 km, maka kemungkinan fase pertama pendanaan ini hampir tidak mungkin harus ada beberapa pendanaan untuk mengerjakan jalur East - West," katanya.


(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Jalur Baru MRT 'Belah' Jakarta, Ini Rute-Rutenya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular