PLTU Mana yang Bakal Dipensiunkan Lebih Awal? Ini Kata ESDM
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah memiliki target ambisius memensiunkan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara sebesar 5,52 Giga Watt (GW) bahkan hingga 9,2 GW sebelum 2030.
Target ini disampaikan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif. Target ini jauh lebih tinggi dari rencana PT PLN (Persero) yang berencana memensiunkan PLTU sebesar 1 GW pada 2030.
Lalu, PLTU mana yang bakal dipensiunkan lebih dahulu?
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Rida Mulyana dalam wawancara bersama CNBC Indonesia, Senin (29/11/2021), mengatakan saat ini sedang dilakukan Feasibility Study (FS) atau studi kelayakan dengan Asian Development Bank (ADB) untuk mengkaji PLTU mana yang akan dipensiunkan terlebih dahulu dan kapasitasnya.
"Kita saat ini sedang melakukan FS atau studi kelayakan dengan ADB, untuk mengkaji calon potensial PLTU yang akan dipensiunkan. Dari kajian ini kami harap akan keluar berapa angkanya, berapa kapasitasnya, berapa biayanya, dan kapan mulainya," ungkap Rida kepada CNBC Indonesia, Senin (29/11/2021).
Menurutnya dari kajian tersebut, kapan bisa dipensiunkan menjadi pertanyaan utama, karena saat dipensiunkan, maka artinya harus segera dicarikan pembangkit penggantinya.
Pihaknya pun menargetkan sekitar Februari-Maret 2022 hasil kajian tersebut sudah tuntas.
"Saya garis bawahi kapan, pada saat bersamaan kita cari gantinya, dan tempatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) di sini," ucapnya.
Rida menjelaskan, dengan memensiunkan PLTU, artinya pemerintah juga membuka ruang bagi EBT masuk, tidak semata-mata untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
"Banyak hal masuk dalam satu program dan menyangkut beberapa sektor. Perlu kajian komprehensif, tidak hanya teknis ekonomis, tapi juga sosial," tegasnya.
Dalam memensiunkan PLTU dia sebut akan diupayakan tidak akan menggunakan APBN, sebagaimana sempat disampaikan oleh Presiden Joko Widodo, tidak mungkin semua menggunakan APBN.
"Kurang elok kalau semua pakai APBN, sementara program ini bisa menarik investor luar. Sumber pendanaan dan berapa juga kami melakukan secara internal berapa sih yang dibutuhkan untuk misalkan tutup PLTU 10 tahun lebih awal," paparnya.
(wia)