Pemerintah Siap Kurangi Jumlah PNS, Begini Curhat Abdi Negara

Jakarta, CNBC Indonesia - Pegawai Negeri Sipil (PNS) digantikan tekonologi robotik bukan sekadar wacana. Hal ini dianggap penting untuk mendorong efisiensi dan efektivitas birokrasi di tanah air.
Lalu apa tanggapan PNS?
Ratu, seorang PNS di sebuah kementerian berpandangan, kementerian/lembaga negara masih membutuhkan tenaga manusia.
Di tengah masih banyak minat masyarakat untuk menjadi PNS, menurut Ratu, sebaiknya otoritas tidak sepenuhnya mengganti pekerjaan manusia dengan robot.
"Indonesia masih kurang sama sumber daya manusia (SDM), gimana nanti diganti dengan teknologi. Makin berkurang dong SDM-nya, gimana orang-orang yang ingin jadi PNS?" tuturnya.
Melalui teknologi, Ratu membantu dirinya dalam menyelesaikan pekerjaanya. Namun, di sendiri khawatir jika benar pekerjaan PNS digantikan oleh robot. Ia berharap agar tidak semua pekerjaan yang dikerjakan PNS ini digantikan oleh robot.
"Takut sih ya lumayan takut. Namun, kalau tujuannya untuk mempermudah, tapi teknologi itu sendiri kan buatan manusia. Secara logikanya gitu," tuturnya saat diwawancarai, Selasa (23/11/2021).
Ketakutan yang sama juga diakui oleh Dita, seorang PNS di salah satu kementerian/lembaga. Menurut Dita pekerjaan PNS tidak bisa sepenuhnya digantikan oleh robot. Pasalnya intelektual manusia dan robot tidak akan pernah bisa sebanding.
"Artificial Intelligence tidak akan bisa menggantikan intelligent manusia itu sendiri. Jadi, seharusnya tetap membutuhkan manusia dalam beberapa bidang. Kalau secara keseluruhan (digantikan robot), kayaknya enggak (bisa) deh," tutur Dita.
Dita punya kecemasan yang sama dengan Ratu. Kendati demikian, dia takut komitmen Jokowi untuk menggantikan PNS dengan tenaga robot benar-benar terjadi.
"Takut. Aku melihatnya yang di restaurant Jepang dan China yang sudah menggunakan teknologi 100% dari robot, itu aja sudah deg-degan duluan. Hah, seriously kita gak akan dipakai lagi, ke depannya kita gimana?," tuturnya.
Adapun menurut Daffa, seorang pekerja honorer di Pemprov DKI Jakarta mengungkapkan, Presiden Joko Widodo harus berpikir dengan matang jika ingin menggantikan pekerjaan PNS dengan robot.
Jika benar pekerjaan PNS digantikan robot, lantas PSN yang bekerja sekarang ini, akan bekerja sebagai apa. Meskipun memang teknologi akan membuat efisien kinerja PNS.
"Mungkin nanti Pak Presiden harus melihat, PNS ini harus dikemanakan. Karena dari dulu PNS sudah menjadi mata pencaharian yang sangat banyak bagi kalangan orang banyak. Kalau digantikan oleh robot, itu harus diperhatikan. Akan dikemanakan jutaan PNS itu," jelas Daffa.
Daffa sendiri merasa khawatir jika pekerjaan di kementerian/lembaga negara digantikan dengan robot artificial intelligence.
"Takut sih ya lumayan takut. Namun, kalau tujuannya untuk mempermudah, ya jangan semuanya tergantung dengan teknologi. Mungkin ada beberapa yang dibuat oleh manusia dan beberapa pake teknologi. Jadi gak full teknologi gitu," tutur Daffa lagi.
Senada dari yang lainnya, Andhika seorang PNS di Pemprov DKI Jakarta, berpandangan meskipun teknologi bisa menggantikan manusia, namun sumber daya manusia (SDM) tetap menjadi tulang punggung untuk kemajuan bangsa.
Andhika sepakat apabila ada sebagian pekerjaan yang dikerjakan oleh PNS digantikan robot, namun mayoritas pekerjaan masih harus dikerjakan oleh manusia. Terlebih PNS juga masih dibutuhkan oleh masyarakat.
"Untuk pekerjaan-pekerjaan tertentu mungkin bisa (digantikan robot) ke depannya. Tapi, kembali lagi karena PNS juga banyak dibutuhkan oleh masyarakat," tuturnya
Menurut dia, otoritas bisa memulai dengan membuat peta jalan atau roadmap, bagaimana seharusnya PNS dengan kinerja manusia bisa optimal.
"Sebenarnya bagi ASN dimanapun berada jika kita mampu compete, advance dengan teknologi, saya kira gak ada masalah. Yang jadi masalah dari masing-masing ASN tidak ada keinginan untuk belajar," ujarnya.
"Karena mau tidak mau, kita sebagai ASN harus beradaptasi, kalau saya pribadi tidak ada masalah (jika pekerjaan ASN digantikan robot).
[Gambas:Video CNBC]
Hore! Honorer Akan Segera Diangkat Jadi PNS
(cap/mij)