
Jokowi Ingin Setop Ekspor Tambang, RI Hilang Berapa Duit?

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya cita-cita menghentikan ekspor barang tambang mentah untuk mendorong hilirisasi. Dimulai dengan ekspor bijih nikel tahun 2020, kemudian akan menghentikan ekspor bauksit tahun depan, tembaga, dan timah.
Kepala Negara meminta agar Indonesia tak lagi mengekspor bahan mentah komoditas tersebut, melainkan sudah melalui proses pengolahan dan pemurnian menjadi barang setengah jadi atau produk jadi.
"Kemudian yang ingin kita lanjutkan transformasi ekonomi tidak boleh berhenti, reformasi structural tidak boleh berhenti, karena ini basic setelah memiliki infrastruktur. Tidak boleh lagi yang namanya ekspor bahan-bahan mentah,raw material, ini stop, udah stop, mulai dari nikel, mungkin tahun depan itung-itungan stop ekspor bauksit, tahun depannya lagi bisa stop tembaga, tahun depan lagi stop timah," tuturnya dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia 2021, Rabu (24/11/2021).
Ketiga komoditas tersebut selama ini merupakan andalan ekspor Indonesia. Bijih tembaga adalah salah satu ekspor utama komoditas non migas Indonesia dengan berperan 2,32% terhadap keseluruhan ekspor Indonesia.
Nilai ekspor bijih tembaga sepanjang Januari-Agustus 2021 sebesar US$ 3,15 miliar. Pada periode tersebut, nilai ekspor bijih tembaga naik 266,77% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Bijih tembaga Indonesia paling banyak diekspor ke Jepang dengan nilai US$ 1,29 miliar, sama dengan 32% dari total nilai ekspor bijih tembaga Indonesia,
Sementara itu, nilai ekspor timah mencapai US$ 1,38 miliar pada periode Januari-Agustus 2021, naik 86,72% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Timah Indonesia paling banyak diekspor ke Singapura dengan nilai US$ 222,57 juta, sama dengan 16,1% dari total nilai ekspor timah Indonesia.
Nilai ekspor bauksit jadi paling kecil dibandingkan tiga komoditas mentah yang akan segera ditutup keran ekspornya. Tahun 2020, ekspor bauksit hanya bernilai US$ 21.800.
China jadi negara pembeli bauksit terbesar Indonesia dengan nilai US$ 14.423, sama dengan 66,09% total nilai ekspor bauksit Indonesia.
Meningkatnya nilai ekspor tembaga dan timah karena permintaan dan harga jual yang tinggi akibat pemulihan ekonomi dunia.
(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eropa Gugat RI Soal Larang Ekspor Nikel, Jokowi: Kita Lawan!