Ada 'Durian Runtuh' di Balik Kabar Sri Mulyani ke Jokowi

Cantika Adinda Putri N, CNBC Indonesia
Rabu, 24/11/2021 19:19 WIB
Foto: Presiden Joko Widodo dalam Rapat Koordinasi Nasional dan Anugerah Layanan Investasi 2021. (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Lukas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan telah mendapatkan kabar gembira dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengenai perekonomian tanah air.

Dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI), Jokowi menjelaskan, kabar yang didapatkan dari Sri Mulyani bahwa penerimaan negara terutama dari sektor perpajakan cukup memuaskan. PNBP juga lebih dari 100%.

"Tadi pagi saya dapat laporan dari Bu Menkeu, capaian dari pajak sangat baik, bea dan cukai juga sangat baik. PNBP juga lebih dari 100%, ini bagus semua," jelas Jokowi.

Kendati demikian, Jokowi juga mengingatkan akan ketidakpastian global yang saat ini masih tinggi, sehingga berpotensi mempengaruhi upaya pemulihan ekonomi dan pendapatan negara.

"Tumbuh 18,2% (year on year/yoy), anga yang sangat besar sekali, tapi ketidakpastian selalu mengintip. Hati-hati, kita selalu optimistis, tapi harus hati-hati," ujarnya lagi.

Seperti diketahui, realisasi pendapatan negara hingga Oktober 2021 telah mencapai Rp 1.510 triliun atau tumbuh 18,2% secara tahunan. Realisasi tersebut telah mencapai 88,6% dari target Rp 1.743,6 triliun.

Sebelumnya, Sri Mulyani juga mengatakan, bahwa ekonomi tengah mengalami perbaikan, terutama dari penerimaan negara.

Dibandingkan Oktober tahun lalu, pendapatan negara anjlok atau -15,3% dari sisi pajak, yang hanya mencapai Rp 826,9 triliun. Kemudian Oktober 2022 penerimaan pajak sudah naik ke angka Rp 953,6 triliun atau naik 15,3%.

"Ini merupakan rebound recovery yang sangat kuat. Kalau kita di bea dan cukai tidak mengalami kontraksi," tuturnya dalam dalam Kongres Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia (AAIPI) tahun 2021, Selasa (23/11/2021).

Dari sisi bea cukai, negara berhasil mengumpulkan Rp 205,8 triliun atau tumbuh 25,5% dibandingkan Oktober 2020, yang hanya mencapai Rp 164 triliun.

Kemudian, penerimaan negara bukan pajak (PNBP), sampai dengan Oktober 2021 berhasil terkumpul sebanyak Rp 349,2 triliun atau tumbuh di atas 25% dari Oktober 2020 yang hanya mencapai Rp 278 triliun.

Dalam paparannya, Sri Mulyani mengatakan, peningkatan kinerja PNBP utaya didukung oleh penerimaan sumber daya alam (SDA) di tengah meningkatnya harga komoditas.

Kenaikan harga komoditas ini lah yang menjadikan Indonesia bak ketiban durian runtuh.

"Outlook kinerja PNBP utamanya didukung penerimaan SDA sejalan dengan tren peningkatan harga komoditas," jelas Sri Mulyani.

Adapun outlook pendapatan negara tahun ini akan mencapai Rp 1.916,8 triliun atau mencapai 109,6% dari target APBN yang sebesar Rp 1.743,6 triliun. Adapun outlook penerimaan ini tumbuh 16% dibandingkan dengan realisasi Oktober 2020 yang sebesar Rp 1.277 triliun.



(dru)
Saksikan video di bawah ini:

Video: 8 Jurus Sri Mulyani Tembuskan 8%!