Bangun Kota Bitcoin, El Salvador Kumpulkan US$ 1 M
Jakarta, CNBC Indonesia - El Salvador berencana membangun 'Kota Bitcoin' di dekat gunung berapi. Rencana ini diambil setelah salah satu negara di Amerika Tengah tersebut menerima cryptocurrency Bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah sejak Juni lalu.
Dalam pengumuman Sabtu (20/11/2021), Presiden El Salvador Nayib Bukele mengklaim ini akan menjadi kota Bitcoin pertama di dunia yang dibiayai oleh obligasi cryptocurrency.
"Bitcoin City akan mencakup semuanya, area perumahan, area komersial, layanan, museum, hiburan, bandara, pelabuhan, kereta api," kata Bukele pada Konferensi Bitcoin dan Blockchain Amerika Latin.
Kota ini nantinya akan memiliki area perumahan dan komersial, layanan, hiburan, restoran dan bandara dan akan dibangun di dekat gunung berapi Conchagua di tenggara El Salvador.
Konstruksi akan dimulai pada 2022 dan kota tidak akan memiliki pajak kecuali dari pajak pertambahan nilai (PPN).
Negara ini juga telah meluncurkan dompet bitcoin untuk memungkinkan warga menggunakan cryptocurrency.
Secara terpisah, El Salvador berencana untuk mengumpulkan sekitar US$ 1 miliar atau setara Rp 14,2 triliun (asumsi Rp 14.250/US$) melalui "Bitcoin Bond" dalam kemitraan dengan Blockstream, perusahaan infrastruktur aset digital.
Setengah dari dana tersebut akan digunakan untuk membeli bitcoin, sementara US$ 500 juta lainnya akan digunakan untuk energi dan infrastruktur pertambangan bitcoin.
Penambangan adalah proses intensif energi untuk menciptakan bitcoin baru dengan memecahkan teka-teki kriptografi. Pemerintahan El Salvador mengatakan pihaknya berencana untuk menggunakan energi panas bumi dari gunung berapi untuk menyalakan ini.
Samson Mow, chief strategy officer di Blockstream, mengatakan ada penguncian lima tahun pada obligasi yang dirancang untuk mengambil US$ 500 juta bitcoin dari pasar untuk jangka waktu tersebut.
Blockstream mengatakan investor dalam obligasi akan mendapatkan dividen khusus tahunan. Di sisi lain, harga Bitcoin telah jatuh sekitar 16% dari rekor tertinggi US$ 68.990,90 yang dicapai awal November ini, tetapi masih naik lebih dari 90% tahun ini.
Meski begitu, tidak semua penduduknya setuju dengan hal tersebut. Pada September, ribuan orang turun ke jalan untuk memprotes undang-undang terkait Bitcoin tersebut, khawatir pengenalan cryptocurrency dapat menyebabkan ketidakstabilan di negaranya.
(tfa/tfa)