Internasional

Biden Makin Pening! 'Kiamat' Babi AS Menjalar ke Mana-mana

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 November 2021 15:12
Babi
Foto: REUTERS/Edgard Garrido/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia -Amerika Serikat (AS) kini pusing dengan melejitnya harga daging di negeri itu. Bukan cuma daging babi yang sebelumnya menjadi fokus kenaikan harga, tapi semua daging.

Data terbaru Biro Statistik Tenaga Kerja memaparkan harga daging sapi dan daging sapi muda meningkat 20,1% antara Oktober 2020 dan Oktober 2021. Ini jauh melampaui kenaikan harga daging babi, yang 14,1% lebih mahal saat ini dibandingkan tahun lalu.

Harga daging ayam juga naik 8,8%, ikan segar. Belum lagi makanan laut yang naik 11% dan telur yang naik 11,6%.

"Daging adalah bahan utama kami,' kata seorang pengusaha BBQ di South Carolina, Rodney Scott, dikutip dari CNN International, Jumat (19/11/202).

"Semua harga protein mengalami kenaikan dan ini mempengaruhi bisnis."

Dilansir dari dari CNBC International, Jumat (19/11/2021), ada banyak faktor penyebab kenaikan harga daging sapi. Salah satunya dapat ditelusuri kembali ke tahun 2020, ketika Covid-19 menutup pabrik produksi dan melumpuhkan kemampuan produksi daging nasional.

Perlambatan tersebut membuat para petani tidak punya tempat untuk mengirim daging sapi mereka. Ini mengakibatkan mereka memusnahkan sapi dan ternak lainnya.

Dengan ketidakpastian tentang masa depan, para petani mengurangi produksi mereka pada saat itu. Pengurangan ini dapat mempengaruhi produksi lebih dari satu tahun hingga setengah tahun ke depan.

Pada saat yang sama, fasilitas pemrosesan sedang mengatasi kekurangan tenaga kerja yang mengurangi kapasitas mereka untuk memproses daging pada waktu yang sama seperti sebelum pandemi. Penurunan produksi ini terjadi karena kembali naiknya permintaan daging sapi dari konsumen dan restoran, sehingga memaksa harga menjadi lebih tinggi.

Gedung Putih sendiri merilis pengakuan singkat bahwa Presiden AS Joe Biden memahami bahwa keluarga AS telah menghadapi harga yang lebih tinggi di toko kelontong. Meskipun laporan tersebut mengakui masalah penawaran dan permintaan sebagai faktor yang menyebabkan harga naik, namun empat konglomerat besar AS yang menguasai 82% produksi daging sapi nasional dibandingkan dengan 25% pada tahun 1977, juga disalahkan.

Kurangnya persaingan telah mengakibatkan harga melonjak setinggi langit dan juga mencatat keuntungan bagi mereka sendiri. Pemerintah Biden telah berjanji untuk menegakkan undang-undang anti monopoli untuk memerangi praktek anti-persaingan di industri daging.

"Rekor keuntungan dan pembayaran dividen ini datang pada saat konsumen membayar lebih untuk meletakkan makanan di atas meja, pekerja mempertaruhkan kesehatan dan keselamatan mereka untuk memberi makan Amerika," kata laporan itu.

"Petani dan peternak juga menghadapi kekeringan yang belum pernah terjadi sebelumnya, peristiwa kebakaran hutan dan cuaca ekstrim lainnya yang membahayakan ternak dan peternakan mereka."

Sementara itu melonjaknya daging membuat sejumlah analis mengkhawatirkan kelompok miskin. Mereka diyakini tak akan bisa mengakses protein.


(tfa/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pedagang Daging Ancam Mogok Berjualan Mulai Senin

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular