
Kurangi Batu Bara, 9 Juta Ton Sampah Bakal Dicampur di PLTU

Jakarta, CNBC Indonesia - Gencarnya transisi energi dari fosil ke Energi Baru Terbarukan (EBT) membuat batu bara menjadi sumber energi yang paling dimusuhi. Oleh karena itu, konsumsi batu bara untuk Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) juga terus ditekan.
Salah satunya yaitu melalui program co-firing biomassa pada PLTU. Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Tata Kelola Mineral dan Batu Bara (Minerba) Irwandy Arif menjelaskan, program co-firing adalah pencampuran batu bara dan biomassa di PLTU.
"Pencampuran biomassa dan batu bara di PLTU bisa kurangi CO2 yang dihasilkan di udara," ungkapnya dalam acara 'Indonesia Energy and Coal Business Summit', Kamis (18/11/2021).
Dia mengatakan, PT PLN (Persero) sudah melakukan uji coba co-firing dengan berbagai sumber biomassa di antaranya serbuk gergaji, serpihan kayu, cangkang inti sawit, dan sampah. Adapun tingkat pencampuran biomassa di PLTU ini sebesar 5-15%.
"Co-firing biomassa akan dilakukan di 52 lokasi PLTU milik PLN dengan kapasitas 18 Giga Watt (GW)," lanjutnya.
Sampai dengan Juli 2021, imbuhnya, pengujian sudah dilakukan di 42 lokasi dan implementasi komersial di 17 lokasi.
Berdasarkan data yang dia paparkan, kebutuhan biomassa dalam kurun waktu 2020-2024 mencapai 5,06 juta ton. Lalu 2025-2035 dibutuhkan biomassa sebesar 9,02 juta ton per tahun.
Potensi penurunan emisi dari program co-firing pada 2020-2024 sebesar 3,37 juta ton CO2e dan tahun 2025-2035 sebesar 5,94 juta ton CO2e per tahun.
"Penerapan co-firing biomass di PLTU kurangi emisi lingkungan," tegasnya.
(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dipensiunkan, Ini Cara Supaya Aset PLTU Bisa Tetap Terpakai
