BI Jawab Ketakutan Jokowi Soal Tapering Sampai Rantai Pasok!
Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan segudang masalah di dunia yang mampu menjadi ancaman ekonomi di tanah air. Dari rencana tapering Amerika Serikat (AS), gangguan mata rantai pasok hingga krisis energi.
Hal tersebut menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo sudah mulai ada kejelasan. Sehingga ketidakpastian yang sebelumnya cukup tinggi kini mereda.
"Faktor-faktor ini juga berpengaruh ke ekonomi Indonesia, namun kini berangsur mulai mereda," ungkapnya usai Rapat Dewan Gubernur, Kamis (18/11/2021)
Tapering, kata Perry akan dimulai dalam waktu dekat. Kondisi pasar keuangan cukup kondusif akan kebijakan tersebut seiring komunikasi yang baik dilakukan oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed). Nilai tukar rupiah yang sempat melemah juga tidak berlangsung lama.
"Tentu saja kalau kita lihat pengaruhnya sudah dipahami oleh pasar dan kami tidak melihat pengaruh yang signifikan, bukan berarti ketidakpastian yang mereda, dari waktu ke waktu," terang Perry.
Terkait gangguan rantai pasok, Perry menjelaskan hal tersebut dipengaruhi oleh munculnya gelombang terbaru dari penyebaran covid-19 di beberapa negara. Khususnya pada negara-negara, seperti AS hingga China. Diperkirakan akan pulih dalam waktu dekat.
"Bukan berarti gangguan pasokan mata rantai berhenti, tapi mulai menurun," paparnya.
Perry juga menjelaskan kondisi krisis energi di berbagai negara. Menurutnya hal itu juga bersifat sementara karena dipengaruhi oleh musim dingin. Beberapa negara sudah memiliki solusi agar persoalan krisis bisa teratasi.
(mij/mij)