
Luhut Bicara Strategi RI Selamatkan Nasib Bumi, Ini Triknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Indonesia ikut mengambil andil dalam perbaikan nasib Bumi, baik dengan usaha dari dalam negeri maupun, bantuan negara maju. Hanya saja bantuan dari luar negeri dinilai masih lambat.
Hal ini diungkapkan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Jenderal (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan, dalam acara webinar Investment of Electric Vehicle in Indonesia, Intelligent Transport System (ITS) Indonesia, Rabu (17/11/2021).
Luhut menjelaskan posisi Indonesia berkomitmen menurunkan emisi karbon menjadi 29% di 2030 dengan usaha sendiri, sementara dengan bantuan financial dan teknologi gara maju mencapai 50%. Namun bantuan dari luar negeri masih sebatas komitmen.
Pilihan Redaksi |
"Memang komitmen-komitmen ini sangat pelan kemajuannya, saya beri contoh waktu bertemu dengan John Kerry (Utusan Khusus Presiden AS untuk Perubahan Iklim). Enam kali kami bertemu, satu kali secara fisik di Washington mereka minta komitmen kita, kita mau saja asal ada dukungan finansial dari negara maju," katanya.
Mantan Kepala Kantor Staf Presiden itu, mengatakan waktu menjelaskan ada satu komitmen yang belum juga terealisasi dari hasil pertemuan itu.
"Kita hampir sepakat menandatangani 5,5 giga watt dengan dengan US$ 25 miliar dalam delapan tahun ke depan. Jadinya kita mau menandatangani di Glasgow, Skotlandia. Tapi sampai saat terakhir itu ditunda sampai awal tahun depan," lanjutnya.
Namun Luhut optimistis dengan kemampuan sendiri, Indonesia bisa mencapai target penurunan emisi karbon lebih dari 29%.
Sebelumnya Luhut bertemu dengan John Kerry saat melakukan kunjungan kerja ke Washington DC Amerika Serikat, pada 17 - 19 Oktober lalu. Juga bertemu dengan Presiden World Bank, David Malpass, Penasehat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan, Managing Director International Monetary Fund, Kristalina Georgieva.
Selain itu Luhut juga bertemu sejumlah pimpinan perusahaan AS seperti Apple, Tesla, Starlink dan Chevron.
Kerjasama percepatan transisi menuju energi baru dan terbarukan termasuk dari sisi pendanaan dan teknologi menjadi agenda utama antara Menko Luhut dan John Kerry.
"Untuk target conditional saat ini 41% dapat diupayakan naik menjadi 50% dengan dukungan dari AS,"ujar Menko Luhut dalam keterangan resmi, (21/10/2021).
Strategi Indonesia mencapai target pengurangan emisinya dan dukungan internasional juga dibahas dalam pertemuan Menko Luhut dengan Presiden World Bank David Malpass disamping mengenai vaksin, transisi energi, dan konservasi.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Prabowo Puji Jokowi Saat Meresmikan Puluhan Proyek Listrik di Sumedang